Kisah Sudirman, Soekarno dan Hatta saat Mendengar Tan Malaka Dieksekusi

Kisah Sudirman, Soekarno dan Hatta saat Mendengar Tan Malaka Dieksekusi

Nasional | okezone | Selasa, 10 Desember 2024 - 05:47
share

KEDIRI – Melalui Kolonel Sungkono, Panglima Divisi I Jawa Timur, kabar kematian Tan Malaka sampai ke telinga Panglima Besar Jenderal Sudirman. Sudirman mencemaskan reaksi yang timbul dari para pengikut Tan Malaka, terutama di wilayah Jawa Tengah di mana pengaruhnya begitu kuat.

Dikutip dari berbagai sumber, Sudirman lantas meminta Sungkono merahasiakan kabar kematian itu. Tan Malaka diketahui ditembak mati pada 21 Februari 1949 di Kediri.

Dilansir dari buku Tan Malaka Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Jilid IV, sebelum tertangkap dan dieksekusi, Tan Malaka dalam posisi terjepit.

Terutama setelah markas Belimbing Kediri diserbu. Ia diburu tentara Belanda dan juga tentara republik yang anti orang-orang kiri, terutama kaum komunis.

Hal itu imbas dari peristiwa Pemberontakan Madiun September 1948. Bersama 6 orang pengikutnya, Tan Malaka berencana menyelamatkan diri ke Trenggalek.

Harapannya pasukan TRIP di Trenggalek akan memberi tempat yang lebih aman. Namun, baru 2 hari 2 malam melakukan perjalanan dengan kaki kanan yang bengkak, Tan Malaka dan rombongan kecilnya, tertangkap.

Mereka ditangkap Letnan Dua Soekotjo dan 3 anak buahnya yang bermarkas di Selopanggung Kabupaten Kediri.

Pada waktu itu Divisi I Jawa Timur diketahui terdiri dari 5 Brigade dan 20 batalyon. Kediri merupakan wilayah Brigade 2 yang dipimpin Surachmad.

 

Bawahan Surachmad adalah Letnan Satu Sukaji Hendrotomo, selaku komandan Batalyon Sikatan. Sementara Letnan Dua Soekotjo adalah perwira staf bawahan Sukaji Hendrotomo.

Letnan Dua Soekotjo merupakan tentara anti komunis. Ia melihat Tan Malaka seorang komunis berbahaya yang kerap menyerang kebijakan politik diplomasi pemerintah.

Ia memutuskan Tan Malaka untuk dieksekusi sesuai hukuman militer dan dimakamkan di tengah hutan di Selopanggung Kediri.

Begitu juga para pengikutnya yang tertangkap, juga dieksekusi. Kelak saat makam Tan Malaka digali posisi kerangka tangannya terikat lazimnya tahanan perang.

Peneliti asing Helen Jarvis dalam buku Suara Tan Malaka Dari Penjara ke Penjara menyebut Surachmad sempat bertanya kepada Sukaji Hendrotomo soal Tan Malaka.

Dijawab bahwa Tan Malaka sudah ditembak mati dan ditanam setelah melalui proses pengadilan singkat di lapangan.

Sementara kabar kematian Tan Malaka yang dirahasiakan Jenderal Sudirman ternyata telah bocor ke mana-mana, termasuk muncul di pemberitaan media asing.

Salah satu sumbernya adalah Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX). Sultan mendapat kepastian kabar kematian Tan Malaka dari Kepala Dinas Tentara RI Letkol Zulkifli Lubis.

Kabar kematian itu semakin diperkuat oleh pernyataan Kolonel Sungkono, Panglima Divisi I Jawa Timur di koran Kedaulatan Rakyat Yogyakarta September 1949.

Ia mengatakan Tan Malaka sudah mati, namun eksekusi bukan atas perintahnya. Hal itu untuk menepis kabar Sungkono sendiri yang mengeksekusi Tan Malaka.

 

Di Ibukota Yogyakarta, Sungkono bertemu Perdana Menteri Moh Hatta yang juga menanyakan alasan Tan Malaka dieksekusi dan kenapa tidak diadili di persidangan saja.

Dalam percakapan itu Sungkono mengakui eksekusi itu atas perintahnya. Ia beralasan situasi perang dan Tan Malaka kerap membuat kekacauan, melawan republik dan karenanya terpaksa ditembak mati.

Kendati demikian, sepulang dari bertemu Hatta, Sungkono meminta Pimred koran Kedaulatan Rakyat membuat berita yang isinya menyanggah keterangannya sebelumnya, namun ditolak.

Ia pun kemudian membuat pernyataan di RRI Solo yang intinya tidak ada pemimpin republik yang tewas di wilayah Jawa Timur. Sementara Pemerintahan Presiden Soekarno tidak mengeluarkan keterangan resmi terkait kematian Tan Malaka.

Pemerintah dispekulasikan menerima kabar kematian sebagai fakta, tapi tidak pada rincian prosesnya. Hal itu diduga terkait kepentingan dukungan Amerika Serikat yang anti komunis dalam Konferensi Meja Bundar.

Pada sisi lain, yakni di depan para pengikut Tan Malaka, pemerintah seolah tidak tahu menahu dengan peristiwa eksekusi di Selopanggung Kediri.

Topik Menarik