Deretan Komandan Paspampres yang Sukses Jadi Danjen Kopassus, Nomor 2 Pernah Melawan Perompak Somalia
Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) yang sukses menjadi Danjen Kopassus menarik untuk diulas. Sebab tidak banyak perwira tinggi (Pati) TNI AD yang bisa menduduki jabatan sebagai orang nomor 1 di Korps Baret Merah Kopassus.
Berdasarkan data yang dihimpun SindoNews hingga Kamis (6/3/2025) tercatat 30 Pati TNI dari tiga matra yang pernah atau sedang menjabat sebagai Danpaspampres.
Dari jumlah tersebut, hanya ada dua Pati TNI yang kemudian menjabat sebagai Danjen Kopassus usai bertugas menjaga keamanan dan keselamatan Presiden Republik Indonesia sebagai Danpaspampres.
Siapa dua Pati TNI AD tersebut, berikut ini ulasannya:
1. Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo
Letjen TNI Agus Sutomo tercatat sebagai Danpaspampres ke-20. Jenderal kelahiran Klaten, Jawa Tengah pada 14 Agustus 1980 ini bertugas di lingkaran Istana Kepresidenan di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2011.Abituran Akademi Militer (Akmil) 1984 dari satuan Infanteri Kopassus ini merupakan Jenderal TNI AD yang memiliki karier cemerlang. Berbagai jabatan penting di TNI pernah diembannya.
Antara lain, Danyonif 202/Tajimalela, kemudian Dandim 0507/Kota Bekasi. Agus kemudian dimutasi menjadi Wadan Grup A Paspampres, lalu Waasops Danpaspampres.
Kariernya terus meningkat, Agus kemudian dipercaya menjadi Dan Grup A Paspampres selama empat tahun sejak 2004-2008. Lama bertugas di Istana Kepresidenan Agus kemudian dipercaya memimpin territorial dengan menjabat sebagai Danrem 061/Suryakencana pada 2008-2009. Kemudian Kasdivif 1/Kostrad pada 2010.
Agus kemudian kembali ke kesatuan yang membesarkannya dengan menjabat sebagai Wadanjen Kopassus pada 2010-2011. Tak lama kemudian dia ditarik kembali untuk bertugas di Istana Kepresidenan dengan menjabat sebagai Danpaspampres pada 2011–2012.
Setahun bertugas mengawal dan menjaga keamanan Presiden SBY, Agus kemudian dimutasi menjadi Danjen Kopassus pada 2012-2014. Saat menjabat sebagai orang nomor 1 di Korps Baret Merah, beberapa anggotanya sempat terlibat dalam peristiwa penyerangan LP Cebongan di Yogyakarta.
Agus kemudian dimutasi menjadi Pangdam Jaya pada 2014–2015 yang bertugas mengamankan Ibu Kota Jakarta di masa peralihan kepemimpinan nasional dari Presiden SBY ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kariernya terus meningkat, Agus kemudian mendapat promosi jabatan menjadi Dankodiklat TNI AD pada 2015–2016, kemudian Dansesko TNI hingga Irjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI pada 2017-2018).
Selama meniti kariernya di TNI, Agus juga banyak menimba ilmu dan mengikuti pendidikan militer. Di antaranya, Sesarcabif, kemudian Dik Para, dan Dik Para Utama, Dik Free Fall serta Komando.
Tidak hanya itu, Agus juga pernah mengikuti pendidikan Diklapa I dan II, Seskoad pada 1998, Susdanyon, kemudian, Susdandim, Sesko TNI, dan Lemhannas RI.
2. Letjen TNI (Purn) Doni Monardo
Letjen TNI (Purn) Doni Monardo juga tercatat sebagai Danjen Kopassus. Jabatan itu diembannya usai menunaikan tugas sebagai Danpaspampres di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 dari satuan Infanteri Kopassus ini juga merupakan Jenderal TNI AD yang memiliki karier cemerlang. Doni pernah terlibat dalam berbagai operasi militer di antaranya, Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim), Operasi militer di Aceh. Termasuk operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia pada 2011 saat menjabat sebagai Danjen Kopassus.
Tidak hanya itu, Doni juga sukses mempertemukan para tokoh organisasi-organisasi yang pernah berseberangan dengan pemerintah Indonesia. Di antaranya para tokoh eks Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM), dan para tokoh Timor Timur (Timtim) kini menjadi negara merdeka bernama Timor Leste.
Mereka adalah, mantan Panglima GAM Muzakir Manaf, yang kini menjabat sebagai Gubernur Aceh, Panglima Perang Ambon Muhammad Attamimi, dan Abdul Wahab Polpoke, dari Papua hadir Nicolas Youwe, Nick Meset, Frans Yocku, Supir Murib. Tokoh militer Fretilin Lere Anan Timur.
Selama mengabdi di militer, Doni banyak menduduki jabatan strategis di TNI khususnya Korps Baret Merah Kopassus. Sejak 1986 hingga 1998, Doni banyak menghabiskan waktunya di Kopassus. Salah satunya pernah menjabat sebagai Danyon 11 Grup 1/Kopassus pada 1998–1999.
Doni kemudian dipercaya menjadi Danyonif 741/Satya Bhakti Wirottama pada 1999–2001, lalu Dandenma Paspampres pada 2001–2003. Dia kembali ke lingkungan Istana Kepresidenan dengan menjabat sebagai Katim Analis Intel Kolakoops TNI 2003-2004 dan Waasops Danpaspampres pada 2004-2006.
Sempat menjadi Danbrigif Linud 3/Tri Budi Mahasakti pada 2006-2008, Doni kembali dipercaya menjadi Dan Grup A Paspampres selama dua tahun mulai 2008-2010. Kemudian memimpin territorial sebagai Danrem 061/Surya Kencana Bogor pada 2010–2011.
Jenderal TNI kelahiran Cimahi, Bandung, Jawa Barat pada 10 Mei 1963 ini kemudian dipercaya menjadi Wadanjen Kopassus pada 2011–2012. Kariernya terus meningkat, Doni selanjutnya diangkat menjadi Danpaspampres pada 2012-2014. Setelah dua tahun bertugas menjaga keamanan dan keselamatan Presiden SBY, Doni selanjutnya dipercaya untuk memimpin pasukan elite TNI AD sebagai Danjen Kopassus pada 2014-2015.
Doni kemudian dimutasi menjadi Pangdam XVI/Pattimura pada 2015-2017 lalu kembali bertugas di Pulau Jawa dengan menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi 2017-2018. Kariernya terus meningkat, Doni kemudian diangkat menjadi Sekjen Wantannas 2018–2019 kemudian Kepala BNPB pada 2019-2021 saat pandemi Covid-19 melanda dunia dan Indonesia.
Deddy Sitorus Ungkap Ada Utusan Minta Hasto Mundur dari Sekjen dan PDIP Jangan Pecat Jokowi
Selanjutnya, dia diangkat menjadi Komisaris Utama MIND ID / Inalum pada 2021–2023 dan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) di 2022–2023.
Dalam bidang akademisi, Doni juga banyak mengenyam pendidikan militer. Antara lain, Sesarcabif, Lat Komando, Dik Gultor, dan Dik Pemburu. Termasuk Diklapa I dan II. Doni juga lulus Dik Jump Master, Dik Free Fall, Seskoad, Sesko TNI, dan Lemhannas pada 2012.