Kisah Karamah Sunan Gunung Jati Sembuhkan Penyakit Putri Raja China
KARAMAH Sunan Gunung Jati pernah diuji oleh penguasa China. Saat itu, sang anak raja bernama Anyon Tin tengah sakit. Raja China begitu gusar dan bingung karena sakit yang dialami putrinya tak sembuh-sembuh setelah mengusir Sunan Gunung Jati dari wilayahnya.
Sang raja sangatlah susah hatinya memikirkan putrinya yang sakit busung dan tak kunjung sembuh. Di sisi lain, kabar patihnya bernama Sampo Talang yang diminta mencari Sunan Gunung Jati juga belum menemukan batang hidungnya.
Raja China menjadi resah menunggu kabar dari Patih Sampo Talang. Disadur dari "Sajarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati: Naskah Mertasinga", terjemahan Amman N Wahju, suatu malam konon sang raja bermimpi anaknya akan sembuh, tetapi Anyon Tin harus berlayar tanpa tujuan.
Nantinya kapalnya mendarat kemudian di sana dia akan menjumpai seseorang lalu Anyon Tin sembuh. Keesokan harinya Raja China segera memerintahkan untuk membangun sebuah perahu sesuai dengan mimpinya.
Setelah perahu itu siap, sang raja membawa putrinya ke atas perahu dengan membawakan 8 pengawal beserta perbekalan dan pakaian. Kedelapan pengawal tadi adalah paman dan saudara-saudara sang putri. Setelah cukup perbekalan, maka kapal segera berlayar ke tengah lautan.
Kapal berlayar tanpa tujuan yang pasti, hanyalah mengikuti ke mana dibawa angin. Semuanya sudah bertekad bulat untuk mengikuti pelayaran ke mana pun kapal itu membawa.
Suatu ketika tibalah rombongan Raja China di suatu wilayah yang dihuni Sunan Gunung Jati bernama Muara Jati. Saat rombongan Raja China tiba, Sunan Gunung Jati tengah membangun kolam di Gunung Semar.
Rombongan memperoleh kabar bahwa Sunan Gunung Jati berada di daratan itu. Rombongan lantas menghadap ke Syekh Maulana Jati atau Sunan Gunung Jati.
Di hadapan Sunan Gunung Jati, putri Raja China melihat perlahan kepada Syekh Maulana. Sang putri tidak melupakannya dan segera memberikan hormat kepadanya.
Ajaibnya berkat karamah Sunan Gunung Jati perut Anyon Tin menjadi pulih kembali seperti sediakala. Busungnya kembali menjadi kain lebar yang segera dilepaskan dan Syekh Maulana menerima sang putri yang bermaksud akan berbakti kepadanya.
Sejak saat itu sang putri ditanggung dunia akhiratnya oleh Syekh Maulana. Walaupun putri itu tidak dinikahi akan tetapi hukumnya halal sebagai seorang abdi wanita. Hukumnya sah untuk melayani Maulana Jati dan ditanggung lahir batinnya.
Sedangkan pengawal yang bersamanya ketika datang menghadap Wali, dia terpesona memandang Wali yang cahayanya bagaikan bulan purnama menerangi alam sejagat.
Tidak lama kemudian, dia jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia lalu dimakamkan di Kedawung. Sang putri sudah tetap hatinya akan membaktikan hidup matinya kepada Sunan Gunung Jati.
Putri China itu akhirnya dipersunting Sunan Gunung Jati. Dari pernikahannya dengan Anyon Tin, Sunan Gunung Jati tidak memperoleh keturunan. Putri Anyon Tin tidak lama usianya, hanya 1 tahun lebih 25 hari berada di Gunung Jati. Sang putri lalu meninggal di hadapan Syekh Maulana.
Jenazahnya atas kehendak Syekh Maulana dimakamkan di Dalem Pura sebagai penghargaan atas sifat sang putri yang sangat berbakti kepadanya. Oleh karena cintanya kepada putri ini pula maka Syekh Maulana kelak bilamana disempurnakan ingin dimakamkan di tempat ini beserta anak cucunya. Mengikuti Rasulallah yang dimakamkan di Madinah tidak jauh dari makam putrinya.










