Profil Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang Bisa Terpilih Jadi Paus Selanjutnya
Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo dijadwalkan bertolak ke Vatikan pada Minggu, 4 Mei 2025. Perjalanannya itu ditujukan untuk mengikuti agenda Konklaf atau pemilihan Paus baru.
Setelah wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik memasuki masa sede vacante yang mengharuskan konklaf digelar untuk menentukan pemimpin baru. Ignatius Suharyo yang diangkat sebagai kardinal pada 2019 ternyata memiliki hak suara dalam proses ini dan secara teoritis bisa juga terpilih sebagai Paus.
Namun, konklaf bukanlah sekadar ajang politik, melainkan proses spiritual yang dipandu oleh diskusi mendalam tentang masa depan Gereja. Meski peluangnya terpilih kecil, statusnya sebagai perwakilan Asia dalam konklaf sudah memunculkan rasa bangga tentang peran Indonesia di panggung global Gereja Katolik.
Profil Ignatius Suharyo
Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo lahir pada 9 Juli 1950 di Sedayu, Yogyakarta. Ia telah menjadi Uskup Agung Jakarta sejak Juni 2010.
Pada latar belakangnya, Ignatius Suharyo diketahui sebagai putra dari Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjadisastra. Berasal dari keluarga dengan keagamaan yang kuat, ia dulunya mengaku tidak berniat menjadi pastor.
Namun, jalan hidupnya telah berubah seiring waktu. Setelah mendapat banyak motivasi, ia masuk Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta.
Pada Januari 1976, Ignatius Suharyo yang sebelumnya ditahbiskan menjadi imam diosesan melanjutkan studi ke Roma, Italia. Di sana, ia lalu menyelesaikan studi doktor Teologi Biblis di Universitas Urbaniana pada 1981.
Pulang ke Indonesia, Suharyo ditunjuk menjadi Uskup Agung Semarang menggantikan Mgr Julius Darmaatmadja SJ. Pada 22 Agustus 1997, ia resmi ditahbiskan sebagai Uskup Agung Semarang.
Beberapa waktu berlalu, Suharyo ditunjuk menjadi Uskup Agung Jakarta pada 29 Juni 2010. Waktu itu, ia diplot untuk menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang sebelumnya telah pensiun.
Pada 5 Oktober 2019, Paus Fransiskus mengangkat Suharyo sebagai kardinal. Momen ini menjadikannya sebagai satu dari sedikit kardinal asal Indonesia.
Terkait Konklaf yang diagendakan bulan depan menyusul wafatnya Paus Fransiskus, Kardinal Ignatius Suharyo secara teknis sebenarnya memenuhi syarat untuk terpilih sebagai Paus selanjutnya. Sebab, ia adalah kardinal berusia di bawah 80 tahun, sehingga punya hak untuk memilih dan dipilih dalam konklaf, proses pemilihan Paus di Vatikan.
Namun, meski memenuhi syarat, peluang Suharyo terpilih sebagai Paus relatif kecil. Untuk diketahui, Konklaf melibatkan sekitar 135 kardinal dari seluruh dunia dan kandidat yang terpilih harus mendapatkan dua pertiga suara.
Secara historis, Paus yang terpilih juga lebih sering berasal dari Eropa atau Amerika Latin. Terlepas dari itu, kehadirannya saja di Konklaf telah menjadi perhatian karena hadir sebagai wakil Indonesia.
Demikian ulasan mengenai profil Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang berpeluang terpilih jadi paus selanjutnya.










