Gawat! Hutan Amazon Kian Menyusut, Areanya Hilang Seluas Jerman dan Prancis

Gawat! Hutan Amazon Kian Menyusut, Areanya Hilang Seluas Jerman dan Prancis

Berita Utama | okezone | Minggu, 29 September 2024 - 12:37
share

HUTAN hujan Amazon saat ini mengalami krisis. Ya, hutan paling ikonik di Amerika Selatan tersebut telah kehilangan luas wilayahnya seluas gabungan Jerman dan Prancis dalam empat dekade akibat tindakan pembalakan liar (illegal logging). 

Hutan Amazon yang membentang di sembilan negara ini keberadaannya sangat vital dalam melawan perubahan iklim, karena kemampuannya menyerap karbondioksida. 

Mengutip France24, penggundulan hutan untuk pertambangan dan pertanian telah menyebabkan 12,5 persen hilangnya berbagai jenis tanaman Amazon sejak tahun 1985 hingga 2023. 

Yang berarti sebanyak 88 juta hektare (880.000 kilometer persegi, 339.773 mil persegi) tutupan hutan hilang di Brasil, Bolivia, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis. 

(Foto: Pexels/David Riano Cortes)

Peneliti Rede Amazonica de Informacao Socioambiental (RAISG) melaporkan adanya 'transformasi yang dipercepat' di Amazon, menyusul peningkatan aktivitas lahan hutan untuk pertambangan, tanaman pangan, dan ternak. Banyak ekosistem telah hilang dan digantikan oleh padang rumput, ladang kedelai, atau area pertambangan emas. 

Sandra Rio Caceres dari Institute of the Common Good, yang merupakan asosiasi lingkungan di Peru menyatakan, dengan hilangnya hutan, itu artinya manusia melepaskan lebih banyak karbon ke atmosfer dan ini mengganggu seluruh ekosistem yang mengatur iklim dan siklus hidrologi, yang jelas akan memengaruhi suhu.

Ia juga yakin jika kehilangan vegetasi di Amazon ini berkaitan dengan kekeringan parah dan kebakaran hutan yang memengaruhi di sejumlah negara Amerika Selatan. 

 

Jaringan ilmuwan World Weather Attribution berpendapat, perubahan iklim meningkatkan risiko dan keparahan kebakaran di lahan basah Amazon dan Pantanal, yang melepaskan karbondioksida dalam jumlah besar. 

"Panas yang tak pernah berakhir telah dikombinasikan dengan curah hujan yang rendah untuk mengubah ekosistem yang berharga ini menjadi kotak api yang sangat mudah terbakar," ungkap peneliti dari Imperial College London, Clair Barnes.

 

"Selama dunia membakar bahan bakar fosil, risiko kebakaran hutan yang dahsyat akan terus meningkat di Amazon dan Pantanal," tambahnya. 

Kekeringan telah menyebabkan Sungai Amazon berada di level terendah, yang akan mengancam 47 juta orang yang tinggal di sekitarnya. Musim kemarau juga menyebabkan kebakaran tak terkendali di wilayah Brasil, Ekuador, Kolombia, dan Peru, yang sering kali dipicu oleh pembukaan lahan pertanian. 

Topik Menarik