8 Fakta APBN 2024 Diteruskan Presiden Prabowo, Utang RI Masih Aman
JAKARTA - Pemerintahan Presiden Jokowi telah berakhir. Kinerja APBN 2024 kini dilanjutkan pemerintah Presiden Prabowo Subianto.
Di akhir masa jabatannya, Jokowi pun meninggalkan APBN yang saat ini masih tetap terjaga. Sejumlah target APBN 2024 diprediksi bisa tercapai hingga akhir tahun ini.
Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik terkait APBN 2024 yang kini dilanjutkan Presiden Prabowo, Senin (21/10/2024):
1. APBN Masih Terjaga
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kinerja APBN sampai dengan bulan Agustus 2024 tetap terjaga dengan defisit yang terkendali di tengah gejolak ekonomi global. Pendapatan negara terkontraksi 2,5 yoy sedangkan belanja negara tumbuh 15,3 yoy.
Dengan kinerja tersebut, APBN mencatatkan defisit Rp153,7 triliun atau 0,68 PDB, tetap terkendali dengan keseimbangan primer yang masih surplus Rp161,8 triliun.
2. Transisi APBN Solid
Hasil Semifinal China Open 2024: Shohibul Fikri/Daniel Marthin Tumbang di Tangan Wakil Malaysia
“Kinerja APBN yang diprakirakan tetap terjaga sampai akhir tahun ini akan menjadi fondasi kuat untuk mendukung transisi yang solid di tahun 2025,” kata Sri Mulyani.
3. Realisasi Pendapatan Negara
Pendapatan negara mencapai Rp1.777,0 triliun atau 63,4 dari target APBN 2024, terkontraksi 2,5 persen yoy.
4. Penerimaan Perpajakan Turun
Realisasi penerimaan pajak mencapai Rp1.196,5 triliun, terkontraksi 4,0 yoy, dipengaruhi oleh moderasi harga komoditas dan peningkatan restitusi.
Sementara, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp183,2 triliun, tumbuh 6,8 persen yoy dipengaruhi relaksasi ekspor komoditas tembaga serta kenaikan produksi hasil tembakau golongan II dan III.
5. PNBP
Di sisi lain, realisasi PNBP mencapai Rp383,8 triliun, terkontraksi 4,8 yoy, terutama dipengaruhi oleh kurang optimalnya lifting migas serta moderasi harga mineral dan batu bara.
6. Belanja Negara
Video: Inspiratif! Warga Desa Wanarata Bangun Embung Irigasi Secara Swadaya Atasi Kekeringan
Realisasi belanja negara mencapai Rp1.930,7 triliun atau tumbuh tinggi 15,3 yoy, terutama untuk menopang berbagai agenda pembangunan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan tetap menjaga kesejahteraan masyarakat.