Marak Uang Palsu, DPR Minta Pengawasan dan Edukasi Ditingkatkan

Marak Uang Palsu, DPR Minta Pengawasan dan Edukasi Ditingkatkan

Nasional | okezone | Jum'at, 27 Desember 2024 - 21:34
share

JAKARTA - Anggota DPR RI Charles Meikyansah meminta perlu adanya pengawasan dan edukasi yang masif terkait maraknya peredaran uang palsu. Apalagi, kekhawatiran masyarakat mencuat setelah munculnya kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin, Makassar. 

"Melihat kasus tersebut, banyak masyarakat khawatir peredaran uang palsu. Apalagi marak juga terjadi masyarakat mendapat uang palsu. Maka, Bank Indonesia harus dapat meningkatkan upaya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai cara membedakan uang asli dan palsu," ujar Charles dalam keterangannya, Jumat (27/12/2024).

Sosialisasi mengenai ciri-ciri uang rupiah asli, seperti efek safeting color dan mikroteks, menurut Charles, harus gencar dilakukan kepada masyarakat. “Edukasi yang efektif dapat membantu masyarakat lebih waspada dan mengurangi kemungkinan menerima uang palsu dalam transaksi sehari-hari,” imbuhnya.

Bank Indonesia (BI), sambung Charles, juga harus memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat mengenai langkah-langkah yang harus diambil jika mereka menemukan atau menerima uang palsu. Apakah melapor ke kantor cabang BI terdekat atau seperti apa. Sehingga dapat mengurangi kerugian masyarakat.

“Kalau perlu ada upaya jemput bola yang dilakukan BI. Kasihan kalau masyarakat kecil yang menerima uang palsu. Mungkin buat yang berkecukupan uang Rp100 atau Rp50 ribu tidak seberapa, tapi buat mereka yang kekurangan kan itu besar sekali,” katanya.

Sementara masyarakat diimbau agar mewaspadai peredaran uang palsu dengan selalu melakukan metode 3D saat menerima uang fisik dengan metode dilihat, diraba dan diterawang sebagaimana dianjurkan BI.

 

Kemudian, perlu diperhatikan seksama benang pengaman seperti dianyam pada uang dan akan berubah warna bila dilihat dari sudut pandang tertentu. Saat diraba, terasa kasar pada gambar pahlawan, burung Garuda.

Lalu, nilai nominal serta pada kode tuna netra (blind code) berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang. Saat diterawang, memperlihatkan tanda air (Watermark) berupa gambar pahlawan dan Electrotype (ornamen) pada pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 dan gambar saling isi (Rectoverso) dari logo Bl yang terlihat ketika diterawang ke arah cahaya.

“Perlu diadakan pula edukasi terutama bagi pekerja-pekerja yang sehari-harinya berhubungan dengan transaksi jual-beli seperti pedagang dan kasir-kasir. Berat sekali bagi para kasir kalau sampai dapat uang palsu karena mereka harus mengganti dengan uang pribadi,” katanya.

Charles menambahkan, masyarakat yang masih merasa bingung bisa mendatangi kantor cabang BI terdekat. "Bank Indonesia dapat membantu untuk melihat apakah uang yang dimiliki masyarakat itu asli atau tidak karena mereka memiliki Counterfeit Analysis Center yang dilengkapi tenaga ahli untuk menganalisis uang yang diduga palsu," katanya.

Topik Menarik