Sri Mulyani Minta Edukasi Pasar Modal sejak Usia Dini dan Masuk Kurikulum Sekolah
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meminta peningkatan edukasi pasar modal. Menurutnya jika edukasi pasar modal harus sudah diajarkan sejak usia Sekolah Dasar (SD).
1. Sri Mulyani Belajar Pasar Modal
Sri Mulyani mengungkapkan dirinya baru mulai mempelajari pasar modal saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Oleh karena itu, dia mendorong agar edukasi tentang pasar modal diberikan sejak usia dini, sehingga generasi muda dapat lebih awal memahami dunia investasi.
“Kita mulai diajarkan mengenai BEI, paham mengenai jual dan saham. Sekarang seharusnya ini mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi tapi bahkan di tingkat sekolah dasar,” kata Sri Mulyani saat membuka perdagangan BEI Tahun 2025 di Gedung BEI Jakarta pada Kamis (2/1/2025).
2. Masuk Kurikulum
Sri Mulyani menyarankan agar edukasi tentang pasar modal dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar. Langkah ini bertujuan untuk membantu siswa memahami konsep transaksi saham sejak dini dan membiasakan mereka dengan dunia investasi.
“Ini hanya bisa dilakukan kalau kita bersama-sama,” imbuh Sri Mulyani.
3. Beri Edukasi
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk memberikan edukasi ke jenjang pendidikan yang lebih kecil. Saat ini, BEI sudah memberikan edukasi terkait pasar modal di tingkat sekolah dengan membuka galeri-galeri edukasi.
“Satu yang agak sulit adalah, buku tabungannya mereka masih atas nama orang tua. Itu yang kita perlukan juga, informasi untuk memudahkan nanti di Anggota Bursa,” kata Iman.
4. Undang Murid TK
Bahkan pada 2023 lalu, saat Main Hall BEI baru pertama kali dibuka untuk umum, BEI mengundang murid-murid Taman Kanak-kanak (TK) menjadi tamu pertamanya.
Murid-murid TK disebut sebagai calon investor-investor muda. Diharapkan ke depannya bisa lebih dini mengetahui tentang saham dan pasar modal, dan bisa menjadi investor ataupun menjadi pimpinan di pasar modal.