Kisah Pesantren Jadi Benteng Alami Cegah Terjangan Kayu Gelondongan saat Banjir Bandang Aceh

Kisah Pesantren Jadi Benteng Alami Cegah Terjangan Kayu Gelondongan saat Banjir Bandang Aceh

Nasional | okezone | Senin, 29 Desember 2025 - 13:15
share

ACEH — Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mengakibatkan 1.140 orang meninggal, sementara 163 orang masih dinyatakan hilang. Bencana tersebut juga menyebabkan rumah ibadah dan pondok pesantren rusak parah.

Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Amali) memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana banjir bandang di Aceh. Bantuan berupa beras 9 ton tersebut diserahkan kepada sejumlah lembaga pendidikan keagamaan yang terdampak.

“Bantuan disalurkan kepada lima Ma’had Aly dan 15 pondok pesantren kecil yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Aceh,”ujar Ketua Amali Kiai Nur Salikin, Senin (29/12/2025).

Menurutnya, penyaluran bantuan ini merupakan wujud solidaritas antarlembaga Ma’had Aly di seluruh Indonesia terhadap dampak bencana alam yang melanda wilayah tersebut.

“Pesantren adalah salah satu tonggak persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam catatan sejarah, tidak pernah ada pesantren yang membelot atau memberontak kepada negara. Justru pesantren selalu hadir menjaga keutuhan bangsa,” kata Nur Salikin.

Nur Salikin menuturkan, pesantren di Aceh memiliki peran strategis tidak hanya secara sosial dan keagamaan, tetapi juga secara fisik dalam menghadapi bencana. Ia mencontohkan, bangunan pesantren kerap menjadi benteng alami saat banjir bandang terjadi.

“Di Aceh, bangunan pesantren bahkan menjadi benteng alami, menahan kayu-kayu besar saat banjir agar tidak menghantam rumah warga. Namun ironisnya, perhatian terhadap pesantren masih minim,” ujarnya.

Kehadiran Amali di Aceh juga ingin menegaskan kuatnya solidaritas antar-Ma’had Aly di Indonesia. Kebersamaan tersebut dinilai menjadi modal sosial penting dalam menghadapi situasi darurat akibat bencana.

“Kehadiran kami hari ini ingin menjadi simbol bahwa Ma’had Aly di seluruh Indonesia itu solid, bersatu, dan saling menguatkan. Kami adalah satu tubuh; ketika satu bagian terluka, bagian lain ikut merasakan sakitnya,” jelasnya.

 

Pihaknya juga berupaya menghimpun data mahasantri yang terdampak banjir bandang, khususnya mereka yang terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan akibat kehilangan tempat tinggal usai bencana di Aceh.

“Kami berharap pulang membawa data yang utuh, terutama tentang mahasantri yang terdampak. Dari data itu, kami berharap terbuka ikhtiar bersama dan pintu harapan, baik melalui Baznas, kementerian terkait, KIP, maupun lembaga beasiswa lainnya,” tandasnya.

Proses penyaluran bantuan di lapangan didampingi oleh Kepala Subdirektorat Ma’had Aly Kiai Mahrus el-Mawa serta kepada Kanwil Kementerian Agama Aceh.

Adapun lima Ma’had Aly penerima bantuan masing-masing memperoleh satu ton beras, yakni Dayah Abu Kuta Krueng, Dayah Abu Mudi Samalanga, Dayah Cot Trueng Aceh Utara.

Selanjutnya Dayah Babussalam Matang Kuli, dan Dayah Malikussaleh Panton Labu. Sementara sisa bantuan disalurkan kepada 15 pondok pesantren kecil di berbagai daerah terdampak banjir bandang.

Topik Menarik