22 Desa Hilang dan 1.580 Kantor Desa Rusak Akibat Bencana Sumatera
JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan dampak bencana alam yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat bukan sekadar merusak rumah dan infrastruktur, tetapi juga menghapus jejak pemerintahan di tingkat desa. Dilaporkan, puluhan desa di tiga provinsi tersebut dinyatakan hilang akibat bencana.
“Karena memang data kami menunjukkan bahwa ada desa yang hilang itu totalnya 22. Di Aceh ada 13 hilang, rusak. Di Sumatera Utara ada delapan. Sumatera Barat ada satu,” kata Tito dalam konferensi pers Pemulihan dan Rencana Strategis Pascabencana di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (29/12/2025).
Selain desa yang lenyap, kerusakan masif juga mengakibatkan rusaknya fasilitas pemerintahan paling dasar. Tito menyebut total kantor desa yang terdampak bencana mencapai 1.580 unit di tiga provinsi.
“Ia merinci, total kantor desa yang terdampak mencapai 1.580 di tiga provinsi. Rinciannya: 1.455 di Aceh, Sumatera Utara 93, dan Sumatera Barat 32,” ujar dia.
Menurutnya, Aceh menjadi wilayah dengan dampak terparah. Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Tamiang tercatat sebagai daerah dengan jumlah kantor desa rusak terbanyak, sehingga aktivitas pemerintahan desa lumpuh dan membutuhkan intervensi cepat.
Untuk memastikan roda pemerintahan desa kembali berjalan, Kementerian Dalam Negeri menyiapkan langkah darurat dengan mengerahkan personel tambahan ke wilayah terdampak.
“Tugas mereka dua. Satu adalah membantu pemerintah desa-desa untuk administrasi desa. Yang kedua adalah membantu untuk menghidupkan kembali pemerintahan desa-desa yang ada itu,” ujarnya.










