Menpora Erick Thohir Terapkan Promosi-Degradasi di SEA Games 2025, Desak Semua Cabor Sumbang Medali

Menpora Erick Thohir Terapkan Promosi-Degradasi di SEA Games 2025, Desak Semua Cabor Sumbang Medali

Olahraga | okezone | Sabtu, 22 November 2025 - 01:01
share

JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Erick Thohir, menegaskan semua cabang olahraga (cabor) yang dikirim ke SEA Games 2025 wajib meraih medali. Menpora mengungkapkan, demi mendorong prestasi dan efisiensi anggaran, Kemenpora akan menerapkan sistem promosi dan degradasi bagi cabor-cabor yang berpartisipasi.

1. Target Medali dan Ancaman Degradasi Cabor

Kontingen Indonesia bersiap menghadapi SEA Games 2025 yang akan berlangsung di Thailand pada 9 hingga 20 Desember 2025. Indonesia mengirim 996 atlet untuk berpartisipasi dalam 48 dari total 51 cabor yang dipertandingkan.

Dari jumlah tersebut, Menpora Erick menyoroti 17 cabor yang dikategorikan sebagai prioritas sesuai dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Ke-17 cabor prioritas ini diproyeksikan menyumbang 80 medali emas guna memenuhi target finis tiga besar di klasemen akhir SEA Games tahun ini.

Karena itu, Menpora Erick menuntut keseriusan semua cabor dan mengancam penerapan sistem promosi-degradasi sebagai bentuk evaluasi kinerja.

"Saya minta semua cabor serius membawa medali. Ajang ini juga mesti jadi evaluasi. Jadi kalau tidak sesuai dengan target, kami ada promosi degradasi," tegas Menpora Erick kepada awak media, termasuk Okezone di Kantor Kemenpora, Jakarta, dikutip Sabtu (22/11/2025).

Menpora Erick Thohir bicara persiapan SEA Games 2025. (Foto: Aldhi Chandra/Okezone)

"Kalau cabor tidak tepat sasaran, masuk ke jalur berangkat mandiri. Ini masuk ke cabor strategis 17 cabor itu. Jadi ada promosi dan degradasi di DBON supaya sama-sama serius membangun olahraga kita," tambahnya.

2. Kompleksitas Tolok Ukur

Menpora Erick Thohir menjelaskan bahwa tolok ukur sistem promosi dan degradasi ini menarik karena setiap cabor memiliki metode dan sistem pembinaan yang berbeda-beda.

 

"Tolok ukur ini menarik karena masing-masing cabor punya metode dan sistem berbeda. Kalau dilihat dari pak Wamen (Taufik Hidayat), di bulutangkis ada sistem sirkuit," jelas Erick.

Sementara di cabor lain seperti angkat besi dan akuatik, sistem pembinaan dan pemusatan latihan bisa berbeda. Menpora menekankan bahwa tujuan dari sistem ini adalah efisiensi anggaran Kemenpora agar tersalurkan dengan tepat.

Menpora Erick Thohir bicara persiapan SEA Games 2025. (Foto: Aldhi Chandra/Okezone)

 "Kompleksitas ini jadi alasan kami tandatangan dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) dan Kejaksaan untuk menghitung tolok ukur yang tepat. Kami tidak mau dianggap pemborosan,” sambung Erick Thohir.

"Itulah kenapa sistem evaluasi dari cabor yang promosi dan degradasi [penting]. Perlu ada target medali dan lain-lain. Kami dorong pendanaan maksimal tentu berharap hasil maksimal tapi jangan sampai ada temuan penyalahgunaan pendanaan," tukas Menpora Erick.

Topik Menarik