Serbuan Kendaraan Listrik Goyang Pangsa Pasar Mobil di Indonesia, Ini Langkah Daihatsu

Serbuan Kendaraan Listrik Goyang Pangsa Pasar Mobil di Indonesia, Ini Langkah Daihatsu

Otomotif | inews | Kamis, 17 April 2025 - 07:05
share

JAKARTA, iNews.id – Serbuan kendaraan elektrifikasi dari berbagai brand mengguncang pangsa pasar mobil di Indonesia. Kondisi ini dirasakan Daihatsu.

Diketahui, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan retail mobil sepanjang Maret 2025 sebanyak 76.582 unit. Angka tersebut naik sebesar 9,6 persen dibanding Februari 2025 yang mencatatkan penjualan 69.872 unit. 

Ini menjadi catatan positif bagi industri otomotif Indonesia yang sedang goyah. Namun, pangsa pasar mobil di Indonesia bergeser seiring dengan peningkatan volume kendaraan elektrifikasi (EV), yaitu mobil listrik murni berbasis baterai (BEV) dan hybrid (HEV).

Daihatsu tercatat kokoh menempati posisi kedua penjualan mobil nasional dengan raihan 13.111 unit pada Maret 2025. Namun, dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang mencapai 17.352 unit, ini lebih rendah.

“Mobil Internal Combustion Engine (ICE) pasarnya agak sedikit berkurang. Karena EV (kendaraan elektrifikasi) adopsinya di medium-high segment semakin baik penerimaannya di Indonesia, terutama untuk second car buyer,” ujar Marketing and Corporate Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani di Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Meski demikian, Sri Agung menyatakan Daihatsu akan tetap fokus pada produk yang sesuai dengan segmennya, yaitu pembeli first buyer (mobil pertama). Sebab, sampai sekarang pasar mobil Indonesia masih didominasi first car buyer.

Di sisi lain, Sri Agung juga menyoroti Non Performing Loan (NPL) alias permasalahan pembayaran pinjaman yang masih tinggi di perusahaan pembiayaan kendaraan meski BI Rate telah disesuaikan. Ini membuat leasing lebih berhati-hati sehingga memengaruhi penjualan mobil.

Kondisi ini terjadi karena gejolak ekonomi yang sangat memengaruhi daya beli masyarakat terutama di level menengah ke bawah. Di samping itu, dolar AS terhadap rupiah juga naik.

“Industri otomotif berada di level ketiga setelah sandang dan pangan. Jadi, pengaruhnya cukup besar,” kata Sri Agung.

Untuk itu, lanjut dia, Daihatsu tetap akan fokus menghadirkan kendaraan dengan banderol kompetitif sesuai sasaran pasar first buyer. “Kondisi pasar makro tidak terlalu baik, mikro juga kena. Termasuk di first car buyer,” ujarnya.

Saat ini, penjualan Daihatsu ditopang mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang dilego di bawah Rp200 jutaan. Di samping itu mobil niaga ringan Gran Max PU menjadi penompang penjualan Daihatsu di Indonesia.

Topik Menarik