FBI Peringatkan Ancaman Bom dari Rusia di TPS Pilpres AS 2024
FBI memperingatkan ancaman bom di tempat pemungutan suara (TPS) di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) pada hari pemilihan presiden (Pilpres), Selasa (5/11/2024). Menurut badan investigasi tersebut, ancaman bom berasal dari Rusia.
Pilpres AS 2024 menjadi ajang pertarungan sengit antara calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dan rivalnya dari Partai Republik Donald Trump.
Pernyataan dari FBI (Biro Investigasi Federal) muncul saat pihak berwenang di negara bagian Georgia mengatakan ancaman bom sempat mengganggu pemungutan suara di sana pada hari Selasa.
Kampanye Pilpres AS 2024 merupakan kampanye yang sangat tidak stabil, dan keamanan untuk hari pemilihan telah ditingkatkan ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya mengingat kekhawatiran atas kemungkinan kerusuhan sipil, kecurangan pemilu, dan kekerasan terhadap petugas pemungutan suara.
"FBI mengetahui adanya ancaman bom di lokasi pemungutan suara di beberapa negara bagian, yang sebagian besar tampaknya berasal dari domain email Rusia," kata juru bicara FBI Savannah Syms dalam sebuah pernyataan, yang dilansir AFP, Rabu (6/11/2024).
"Sejauh ini tidak ada ancaman yang dianggap kredibel," ujarnya sembari mendesak masyarakat untuk tetap waspada.
Sekretaris negara bagian Georgia, Brad Raffensperger, mengatakan negara bagian Amerika itu juga telah mengidentifikasi sumber ancaman bom yang sempat mengganggu pemungutan suara di tempat pemungutan suara di sana. "Dan itu berasal dari Rusia,” katanya.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut. Seorang pejabat pemilu di Fulton County, Georgia, mengatakan tempat pemungutan suara ditutup sebentar saat ancaman itu diselidiki.
Ketika persaingan antara Harris dan Trump berlangsung sengit, pihak berwenang ingin meyakinkan warga Amerika yang gelisah bahwa suara mereka aman. Namun, mereka juga meningkatkan keamanan fisik untuk operasi pemilihan di seluruh negeri.
Runbeck Election Services, yang menyediakan teknologi keamanan untuk operasi pemungutan suara, mengonfirmasi kepada AFP bahwa mereka telah memesan sekitar 1.000 tombol panik untuk klien yang mencakup fasilitas pemilihan dan pekerjanya.
FBI telah mendirikan pos komando pemilihan nasional di Washington untuk memantau ancaman 24 jam sehari selama minggu pemilihan, dan keamanan telah ditingkatkan di banyak dari hampir 100.000 tempat pemungutan suara AS.
Negara bagian Oregon, Washington, dan Nevada telah mengaktifkan Garda Nasional—dan Pentagon mengatakan setidaknya 17 negara bagian telah menempatkan total 600 pasukan Garda Nasional dalam keadaan siaga jika diperlukan.