Armada Bayangan Rusia Dihantam Sanksi Terbaru, 30 Kapal Tanker Dibidik Inggris

Armada Bayangan Rusia Dihantam Sanksi Terbaru, 30 Kapal Tanker Dibidik Inggris

Terkini | sindonews | Selasa, 26 November 2024 - 11:40
share

Inggris mengumumkan paket sanksi terbaru pada pengiriman minyak mentah Rusia yang ditunjukan agar bisa mengurangi pendapatan energi Moskow. Menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris, sekitar 30 kapal tanker minyak yang digambarkan sebagai 'armada bayangan Rusia' telah dikenai sanksi.

Armada bayangan mengacu pada kapal yang menggunakan taktik untuk menyelundupkan barang yang dikenai sanksi seperti minyak Rusia. Setengah dari kapal yang ditargetkan mengangkut minyak senilai lebih dari USD4,3 miliar dan produk terkait seperti bensin pada tahun lalu saja, klaim Inggris.

Sanksi terbaru ini membuat jumlah total kapal tanker minyak yang terkena sanksi oleh Inggris menjadi 73, seperti diungkapkan pihak pemerintah. Tercatat bahwa jumlah tersebut terbanyak dibandingkan negara mana pun dan menjadi pertanda keseriusan Inggris dalam menangani armada bayangan.

Sebagian besar kapal induk minyak yang ditargetkan oleh sanksi baru adalah kapal berbendera Rusia, menurut daftar yang dipublikasikan. Ini juga termasuk kapal yang berlayar di bawah bendera Panama, dan kapal tanker yang terdaftar di Gabon. Dalam daftar juga termasuk dua perusahaan asuransi.

Pemerintah Barat seperti diketahui telah memukul Rusia dengan rentetan sanksi atas konflik Ukraina. Di antara sanksi lain yang sudah diperkenalkan yakni, pembatasan harga minyak, bersama dengan embargo minyak laut Rusia dalam upaya memberikan tekanan terhadap perekonomian Moskow.

Sementara itu pada saat yang sama, tetap menjaga minyak mentah Rusia mengalir ke pasar global agar tidak memicu kenaikan harga. Kebijakan di atas sudah diberlakukan sejak Desember 2022, dan diikuti pada Februari 2023 oleh pembatasan serupa pada ekspor produk minyak bumi Rusia.

Mereka melarang perusahaan Barat menyediakan asuransi dan layanan lain untuk pengiriman minyak mentah Rusia, kecuali kargo yang dibeli dengan harga di bawah USD60 per barel, dimana saat itu levelnya di bawah harga pasar saat ini.

Sebagai tanggapan, Moskow melarang perusahaan Rusia mematuhi batas dan mengalihkan sebagian besar ekspor energinya ke Asia, terutama India dan China.

Pejabat Barat telah berulang kali menuding Moskow telah berhasil menghindari pembatasan harga tersebut, karena "hampir tidak ada" pengiriman minyak mentah yang dijual pada atau di bawah batas harga. Hal itu membuktikan sanksi Barat tidak berjalan sebagai seharusnya, sehingga tidak mampu membatasi pendapatan energi Rusia.

Pada pertemuan menteri luar negeri G7 di Italia minggu ini, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy diperkirakan akan mendorong negara-negara lain untuk mempertahankan tekanan terhadap Rusia. Dia juga akan berusaha untuk meningkatkan dukungan militer dan keuangan untuk Ukraina, ungkapnya.

Menurut laporan baru-baru ini oleh lembaga independen Institute for Energy and Finance Foundation (FIEF), pendapatan energi Rusia dapat mencapai level tertinggi hingga mencetak rekor tahun ini, didukung oleh harga minyak ekspor yang tinggi.

Pendapatan dari ekspor minyak melonjak sebesar 63 antara Januari dan Juli tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, dengan total 6,4 triliun rubel (USD62 miliar).

Topik Menarik