Syaikh Abdurahman As Sudais : Seorang Muslim Tidak Layak Merayakan Tahun Baru

Syaikh Abdurahman As Sudais : Seorang Muslim Tidak Layak Merayakan Tahun Baru

Terkini | sindonews | Minggu, 29 Desember 2024 - 05:15
share

Seorang muslim tidak boleh menghadiri atau merayakan tahun baru umat lain, bahkan ia harus bangga dengan identitas keislaman dan keimanannya.

"Seorang muslim seharusnya merasa bangga dengan apa yang ia ikuti dalam Al Quran dan sunah," ungkap imam dan khatib Masjidil Haram Makkah Al-Mukarramah, Syaikh Prof. Dr. Abdurrahman As-Sudaishafizhahullahu ta'ala dalam salah satu tayangan di kanal youtube.

Beliau kemudian menjelaskan, ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Tidak boleh kaum muslimin menghadiri perayaan non muslim. Hal ini telah ditegaskan oleh para fuqoha dalam kitab-kitab mereka.

Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dengan sanad yang sahih dari ‘Umar bin Al Khattabradhiyallahu‘anhu, ia berkata: “Janganlah kalian masuk pada non muslim di gereja-gereja mereka saat perayaan mereka. Karena saat itu sedang turun murka Allah.”

Syaikh Prof. Dr. Abdurrahman As-Sudais hafizhahullahuta’ala mengatakan, seorang muslim yang memiliki prinsip tidak boleh dengan mudahnya ikut-ikutan merayakan hari-hari raya umat agama lain. Apalagi jika di dalam perayaan tersebut terkandung hal yang menyangkut masalah akidah (keyakinan).”

Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk ke dalam golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)

Benar, Islam mengajarkan toleransi. Dan di antara bentuk toleransi kita terhadap non muslim adalah dengan tidak ikut merayakan hari raya mereka. Toleransi inilah yang sesuai dengan tuntunan syariat. Bukan berdasarkan hawa nafsu dan perasaan belaka.

Menyikapi Perayaan Tahun Baru

Lantas bagaimana cara seorang muslim menyikapi perayaan tahun baruin? Umumnya para ulama menyarankan umat Islam menghindari perayaan tahun baru Masehi.

KH Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri alias Buya Yahya misalnya. Dalam sebuah ceramahnya yang beredar di YouTube, Buya Yahya menyebutkan bahwa perayaan tahun baru Masehi ini hendaknya dihindari karena budayanya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.

Buya Yahya menyebutkan, umat Islam hendaknya tidak melakukan perayaan tahun baru Masehi karena biasanya hal-hal yang dilakukan dalam perayaan tersebut justru dapat menjerumuskan pada maksiat, seperti berhura-hura dan berfoya-foya.

Ditegaskannya, banyak yang merayakan ini orang di luar Islam karena bangga dengan tahun baru mereka dan ada kemaksiatan di dalamnya.

Buya Yahya menegaskan, mengikuti budaya-budaya kafir itulah yang tidak diperkenankan. Buya Yahya juga mengatakan, kebiasaan mengikuti budaya nonmuslim diakibatkan oleh lemahnya pendirian seorang muslim. Beberapa umat muslim tampak bersuka cita merayakan tahun baru Masehi, namun tidak dengan tahun baru Hijriyah yang merupakan tahun Islam.

Wallahu a'lam

Topik Menarik