Cegah Krisis Gas, Warga hingga Bisnis di Jerman Diminta Mulai Berhemat

Cegah Krisis Gas, Warga hingga Bisnis di Jerman Diminta Mulai Berhemat

Terkini | sindonews | Jum'at, 3 Januari 2025 - 23:28
share

Regulator energi Jerman meminta sektor rumah tangga dan bisnis harus menghemat gas, demi menghindari krisis energi. Dilaporkan Die Welt, analis dari lembaga ini menerangkan Jerman telah mengonsumsi lebih banyak gas secara signifikan dibandingkan tahun lalu.

Badan Jaringan Federal mengungkapkan, total konsumsi gas di Jerman naik 5,8 dari Oktober hingga Desember 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi 246 terawatt-jam (TWh). Industri mencatat peningkatan konsumsi sebesar 9,1 dibandingkan tahun 2023, sementara peningkatan sektor rumah tangga dan bisnis lebih moderat pada 1,9.

Lonjakan konsumsi gas di Jerman dikaitkan dengan kondisi cuaca yang lebih dingin. Namun Kepala regulator energi, Klaus Muller mengatakan, mengingat tren (peningkatan) yang terjadi, akan bijaksana bagi konsumen untuk lebih hemat dalam penggunaan gas untuk menghindari kekurangan, dan akibatnya bisa memicu kenaikan harga.

"Jelas masih layak untuk menghemat bensin dan dengan demikian meringankan beban dompet Anda," katanya.

Namun menurut Muller, pasokan gas di Jerman belum dalam kondisi bahaya, karena fasilitas penyimpanan masih dalam 80 penuh. "Ini berarti kami siap dengan baik untuk tiga bulan ke depan," katanya.

Selain itu Ia juga menambahkan bahwa Jerman telah "melewati paruh pertama musim dingin dengan baik sejauh ini."

Gas alam masih merupakan sumber energi terpenting di Jerman, dengan sekitar setengah dari semua apartemen dan rumah keluarga tunggal di seluruh negeri dipanaskan dengan gas, ungkap Die Welt melaporkan.

Jerman mengandalkan Rusia untuk lebih dari setengah permintaan gasnya sebelum perang Ukraina pecah pada tahun 2022. Pengiriman kemudian dibatasi secara signifikan atau sepenuhnya dihentikan setelah Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Moskow, dan pipa Nord Stream yang mengirimkan gas Rusia langsung ke Jerman dihancurkan oleh ledakan di dasar Laut Baltik pada September 2022.

Lama dianggap sebagai pembangkit tenaga industri Uni Eropa, Jerman menjadi salah satu negara yang paling terpukul oleh pengurangan pasokan energi Rusia. Hal itu terindikasi jika melihat kejatuhan ekonominya ke dalam resesi pada tahun 2023.

Pemerintah Jerman pada bulan Oktober, memangkas proyeksi PDB-nya pada tahun menjadi kontraksi lebih lanjut sebesar 0,2. Hilangnya gas murah Rusia dan ketergantungan pada gas alam cair (LNG) yang jauh lebih mahal dari AS juga telah mendorong harga energi di Jerman melampaui apa yang mampu dibeli oleh banyak perusahaan industri, hingga pada akhirnya memicu gelombang penutupan dan kebangkrutan.

Mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel baru-baru ini mengkritik penggantinya karena meninggalkan gas Rusia. Dalam sebuah wawancara dengan France 2 TV yang dirilis pada awal Desember, dia mengatakan membeli gas dari Rusia "adalah situasi yang saling menguntungkan" bagi kedua negara. '

Ia mengungkapkan, alasannya karena Berlin mampu memperoleh komoditas yang sangat dibutuhkan "dengan biaya yang menguntungkan,". Sementara saat ini "harga melonjak" setelah Jerman meninggalkan pasokan gas Rusia.

Topik Menarik