Perbandingan Karier Kepelatihan Patrick Kluivert vs Shin Tae-yong, Bak Bumi dan Langit?

Perbandingan Karier Kepelatihan Patrick Kluivert vs Shin Tae-yong, Bak Bumi dan Langit?

Olahraga | sindonews | Selasa, 7 Januari 2025 - 16:06
share

Perbandingan karier kepelatihan Patrick Kluivert vs Shin Tae-yong akan dibahas di artikel ini. Di antara keduanya, mana yang lebih baik?

Teka-teki sosok pelatih baru Timnas Indonesia mulai menemui titik terang. Pakar transfer terkenal, Fabrizio Romano, melalui akun media sosialnya menyebut bahwa pengganti Shin Tae-yong di skuad Garuda nantinya adalah Patrick Kluivert.

“Patrick Kluivert telah menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Kesepakatan selesai dengan durasi dua tahun dan opsi perpanjangan dua tahun. Ia akan diperkenalkan pada 12 Januari mendatang di Indonesia,” tulis Fabrizio Romano.

Seiring mencuatnya kabar tersebut, penggemar sepak bola Tanah Air mulai membandingkan sosok Patrick Kluivert dengan Shin Tae-yong, khususnya soal kiprah keduanya sebagai pelatih. Untuk itu, berikut sedikit perbandingannya yang bisa diketahui.

Karier Kepelatihan Patrick Kluivert vs Shin Tae-yong

1. Patrick Kluivert

Patrick Kluivert memang punya nama besar saat masih menjadi pesepak bola. Selain menjadi andalan Timnas Belanda dulunya, di level klub dia pernah berseragam sejumlah klub top Eropa, seperti Milan dan Barcelona.

Namun, hal tersebut berbeda dengan rekam jejak Kluivert saat menjadi pelatih. Sejauh ini, belum ada capaian menonjol dari pria berusia 48 tahun.

Situs Transfermarkt bahkan mencatatnya belum pernah meraih gelar apa pun sebagai pelatih. Karier kepelatihan Kluivert juga lebih banyak dihabiskan sebagai asisten dibandingkan pelatih kepala.

Setelah memutuskan gantung sepatu pada 2008, Kluivert mengawali karier kepelatihan sebagai pelatih penyerang di AZ Alkmaar (2008-2009). Pada periode Januari-Juni 2010, dia kemudian menjadi asisten pelatih Brisbane Roar di Liga Australia.

Lanjut, Kluivert lalu kembali ke Belanda dan menjadi pelatih penyerang di NEC Nijmegen (2010-2011). Kesempatan pertamanya menjadi pelatih kepala datang saat dipercaya menukangi FC Twente II pada 2011-2013.

Selain itu, Kluivert juga sempat menjadi asisten pelatih Timnas Belanda periode 2012-2014. Di sini, dia mendampingi pelatih utama Tim Oranje, yakni Louis van Gaal saat mengantarkan Belanda menempati urutan ketiga Piala Dunia 2014 di Brasil. Pada Maret 2015, Kluivert ditunjuk menjadi pelatih kepala Curacao. Namun, dia hanya bertahan sekitar 1 tahun lebih 3 bulan setelah menjalani 8 laga saja.

Statistiknya pun kurang maksimal. Bersama Curacao yang berlaga di Kualifikasi Piala Dunia zona Concacaf dan Kualifikasi Piala Karibia, Kluivert cuma 3 kali menang, 2 seri, dan 3 kalah.

Pada Juli 2016, Kluivert pulang ke Belanda dan menjadi pelatih kepala Ajax U-19. Tak lama, dia ditunjuk menjadi penasihat strategis di Timnas Curacao serta Direktur Olahraga Paris Saint-Germain.

Lanjut, Kluivert kemudian menjadi asisten Kamerun pada 2018-2019. Di sini, dia mendampingi Clarence Seedorf.

Sempat menjadi manajer akademi Barcelona (2019-2021), Kluivert kembali ke Timnas Curacao sebagai pelatih interim. Cuma 5 bulan menjabat, dia menjalani 6 laga dengan hasil 1 menang, 2 seri, dan 3 kalah.

Beberapa waktu menganggur, Kluivert mendapat tawaran dari klub Turki, Adana Demirspor sebagai pelatih kepala. Namun, dia hanya bertahan setengah musim.

Sepanjang itu, Kluivert memimpin Demirspor sebanyak 20 pertandingan. Dia meraih 8 kemenangan, 6 seri, dan 6 kalah.

2. Shin Tae-yong

Beralih ke Shin Tae-yong, dia juga sempat menjadi pesepak bola aktif sebelum memutuskan jadi pelatih. Dia pernah membela klub seperti Seongnam Ilhwa hingga Brisbane Roar.

Tonggak awal karier kepelatihan STY bisa dilihat saat menjadi asisten pelatih Brisbane Roar pada 2005-2008. Dia kemudian sempat ditunjuk juga menjadi pelatih interim Seongnam (2008-2010) sebelum diangkat jadi pelatih tetap di sana (2010-2012).

Bersama Shin Tae-yong, Seongnam Ilhwa meraih beberapa gelar juara. Di antaranya Liga Champions Asia pada 2010 serta Piala FA Korea tahun 2011.

Beranjak dari klub, STY kemudian menjadi asisten pelatih Timnas Korea Selatan pada 2014. Tak lama setelahnya, dia didaulat menjadi manajer sementara Korea Selatan.

Selain itu, STY juga sempat menjadi arsitek Timnas Korea Selatan kelompok umur. Di antaranya seperti U-23 dan U-20.

Pada 2017, dia diberi kesempatan menukangi timnas senior Korsel yang akan berlaga di ajang Piala Dunia 2018 di Rusia. STY di sini menggantikan posisi Uli Stielike yang dipecat.

Saat itu, Korea Selatan sempat tampil mengejutkan di Piala Dunia 2018 setelah mengalahkan Jerman. Namun, Son Heung Min dan kolega masih gagal lolos dari fase grup karena hanya finis di urutan ketiga di bawah Swedia dan Meksiko.

Pada 28 Desember 2019, PSSI menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Kala itu, kehadirannya ditujukan untuk menggantikan Simon McMenemy yang meraih hasil buruk dalam kepelatihannya.

Tak hanya menukangi timnas senior, dia juga turut menjadi pelatih Timnas U-19 hingga Timnas U-23. Beberapa catatan menarik yang didapatnya selama ini seperti membawa Timnas Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2023.

Prestasi itu merupakan penantian panjang setelah terakhir kali Timnas Indonesia lolos Piala Asia pada 2007. Kemudian, STY juga membawa skuad Garuda lolos ke putaran ketiga babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia sekaligus membuat posisi Timnas di ranking FIFA meroket.

Itulah sedikit perbandingan karier kepelatihan Patrick Kluivert vs Shin Tae-yong yang bisa diketahui.

Topik Menarik