Trump Ancam Rusia hingga Uni Eropa, Rupiah Berakhir Keok Lawan Dolar

Trump Ancam Rusia hingga Uni Eropa, Rupiah Berakhir Keok Lawan Dolar

Terkini | sindonews | Kamis, 23 Januari 2025 - 15:54
share

Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin atau 0,02 persen ke level Rp16.283 per dolar AS setelah sebelumnya terapresiasi beberapa hari. Hal ini juga sejalan dengan sentimen global dan domestik.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah berasal dari sentimen eksternal, yaitu setelah pelantikan Presiden AS, Trump mengisyaratkan rencana untuk mengenakan tarif 10 persen pada impor China mulai 1 Februari dan memperingatkan potensi pungutan pada Uni Eropa.

"Selain itu, Trump akan menambahkan tarif baru pada ancaman sanksi terhadap Rusia jika negara itu tidak membuat kesepakatan untuk mengakhiri perangnya di Ukraina. Ia menambahkan ini dapat diterapkan juga ke negara-negara peserta lainnya," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (23/1/2025).

Ia juga berjanji untuk mengenakan tarif kepada Uni Eropa, mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko, dan mengatakan bahwa pemerintahannya sedang membahas bea masuk sebesar 10 persen terhadap China karena fentanil dikirim ke AS dari sana. Pada hari Senin, ia juga mengumumkan keadaan darurat energi nasional.

Hal itu dimaksudkan untuk memberinya kewenangan untuk mengurangi pembatasan lingkungan pada infrastruktur dan proyek energi serta mempermudah perizinan untuk infrastruktur transmisi dan jaringan pipa baru, meskipun beberapa analis tetap skeptis terhadap laju peningkatan produksi minyak dalam waktu dekat.

Selain itu, BoJ secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari pada hari Jumat. Analis percaya bahwa data inflasi dan upah terkini telah menggembirakan dan mendukung keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga. Laporan media telah menunjukkan BoJ kemungkinan akan mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuannya jika ekonomi mempertahankan pemulihannya.

Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) optimistis bahwa kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Proyeksi ini didasarkan pada berbagai indikator makroekonomi yang menunjukkan tren positif, meski di tengah tantangan global yang masih berlangsung.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 diperkirakan berada pada rentang 4,7 persen hingga 5,5 persen. Angka ini diproyeksikan meningkat lebih lanjut pada 2026 menjadi 4,8 persen hingga 5,6 persen. Proyeksi tersebut didukung oleh inflasi yang diperkirakan tetap terjaga dalam target Bank Indonesia sebesar 2,5±1 persen. Stabilitas nilai tukar rupiah akan terus dijaga sesuai dengan fundamental ekonomi.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp16.270 - Rp16.350 per dolar AS.

 
Topik Menarik