Ekspor LNG Rusia Cetak Rekor Baru, Siapa Pembelinya?
Rusia mengekspor 33,6 juta ton gas alam cair (LNG) pada tahun 2024, untuk mencetak rekor baru. Mengutip data dari perusahaan analitik Kpler, lebih dari setengahnya gas Rusia masuk ke pasar Uni Eropa (UE).
Angka tersebut mewakili peningkatan 4 dari rekor sebelumnya sebesar 32,9 juta ton yang ditetapkan pada tahun 2022, seperti tercatat dalam laporan tersebut. Selain itu, Rusia mencapai tonggak sejarah baru pada bulan Desember, dengan mengekspor 3,25 juta ton LNG, atau meningkat hampir 14 dibandingkan bulan sebelumnya.
Capaian itu juga 1,3 lebih tinggi dari tertinggi sebelumnya yang ditetapkan pada Desember 2023. Uni Eropa membeli lebih dari setengah volume meskipun bersumpah untuk menghilangkan ketergantungan pada energi negara yang dikenai sanksi.
Menurut Kpler, pangsa terbesar ekspor LNG Rusia tahun lalu berasal dari fasilitas LNG Yamal negara itu, dengan total pengiriman 21,1 juta ton, dengan kenaikan 6 dibandingkan tahun 2023. Sebaliknya, ekspor dari Sakhalin-2 turun 3,1 menjadi 9,9 juta ton.
Pada saat yang sama, pengiriman dari Vysotsk, rumah bagi pabrik skala menengah Gazprom LNG Portovaya dan Kriogaz-Vysotsk, meningkat sebesar 3,4 menjadi 2,31 juta ton.
Data juga menunjukkan bahwa sekitar 186.000 ton dikirim dari terminal Utrenny, bagian dari proyek Arctic LNG 2. Selain itu, Kpler mengidentifikasi 135.000 ton pengiriman LNG Rusia lainnya berasal dari pelabuhan yang tidak ditentukan.
Laporan tersebut sejalan dengan pernyataan yang dibuat oleh Wakil Perdana Menteri Rusia, Aleksandr Novak bahwa pada bulan Desember ekspor LNG negara itu akan mencapai sekitar 33 juta ton pada akhir 2024.
"Kami memiliki proyek besar yang sedang berlangsung ... dengan (pabrik) baru yang sedang dibangun. LNG dipasok ke negara-negara Eropa dan Asia," kata Novak pada saat itu.
Ia juga menekankan, bahwa pasar LNG "sangat kompetitif" dan jumlah negara yang membeli bahan bakar Rusia naik "signifikan."
Uni Eropa menyumbang sekitar 17,4 juta ton, atau 52 dari total ekspor LNG Rusia pada tahun 2024, mewakili peningkatan 4 dibandingkan tahun 2023, menurut laporan tersebut. Lonjakan impor terjadi meskipun Uni Eropa berusaha mengekang ketergantungan pada energi Rusia.
Pada bulan Juni, Brussels menargetkan LNG Rusia untuk pertama kalinya, melarang operasi pemuatan ulang, transfer kapal-ke-kapal, dan transfer kapal-ke-pantai dengan tujuan mengekspor kembali ke negara ketiga melalui Uni Eropa. Sanksi tersebut memiliki masa transisi selama sembilan bulan.
Prancis, Spanyol, Belgia, dan Belanda menjadi pembeli terbesar LNG Rusia di Uni Eropa tahun lalu, menurut laporan Kpler.
Sementara itu sekitar 45 dari total ekspor atau setara dengan 15,2 juta ton diarahkan ke pasar Asia. China memimpin sebagai pembeli utama di kawasan ini, mengimpor 7 juta ton, diikuti oleh Jepang dengan 5,7 juta ton.
Tujuan lain LNG Rusia termasuk di antaranya Türkiye dan Kuwait. Yang terakhir secara signifikan meningkatkan impornya menjadi 220.000 ton, meningkat tiga kali lipat dari volume pembelian tahun 2023. Selain itu, 336.000 ton LNG Rusia dikirim ke tujuan yang tidak ditentukan, menurut data Kpler.