Jerman Disebut Genjot Impor LNG Rusia melalui Pelabuhan Uni Eropa

Jerman Disebut Genjot Impor LNG Rusia melalui Pelabuhan Uni Eropa

Terkini | sindonews | Rabu, 29 Januari 2025 - 15:38
share

Jerman menurut sebuah laporan terbaru, diungkapkan telah meningkatkan pembelian gas alam cair (LNG) Rusia melalui negara-negara Uni Eropa (UE) lainnya. Seperti diketahui ekonomi terbesar di Eropa itu sebelumnya menghentikan impor langsung energi dari Rusia.

Analisis yang dirilis bersama oleh LSM Belgia, Jerman, dan Ukraina seperti dilansir RT, mengklaim bahwa perusahaan energi milik negara Jerman SEFE mengakuisisi 58 pengiriman LNG Rusia melalui pelabuhan Dunkirk Prancis pada tahun 2024.

Tercatat totalnya ada 4,1 juta ton LNG Rusia, atau lebih dari enam kali lipat volume yang diimpor tahun sebelumnya. Perkiraan menunjukkan bahwa antara 3 dan 9,2 dari pasokan gas Jerman berasal dari Rusia, meskipun pengirimannya disebut telah dialihkan melalui negara-negara Uni Eropa lainnya.

Jerman sebelumnya melarang kargo energi Rusia dari terminalnya sendiri.

SEFE, mantan anak perusahaan Gazprom Rusia yang sebelumnya dikenal sebagai Gazprom Germania, memiliki kontrak jangka panjang untuk pasokan LNG dari fasilitas ekspor Yamal Rusia. Berdasarkan kontrak tersebut, SEFE dilaporkan telah mengarahkan hampir semua kargonya ke fasilitas impor di Prancis, di mana LNG digasifikasi kembali dan dimasukkan ke sistem pipa gas Eropa yang saling berhubungan.

Pada bulan November, Jerman menginstruksikan terminal impor yang dioperasikan negara untuk menolak kargo LNG Rusia sepenuhnya.

"Jerman telah melarang impor LNG Rusia melalui pelabuhannya, tetapi impor yang secara resmi bersumber dari Prancis dan Belgia sebenarnya termasuk LNG Rusia, yang secara efektif menutupi gas," klaim Angelos Koutsis, petugas kebijakan energi di think tank Belgia Bond Beter Leefmilieu, yang ikut menulis laporan tersebut.

"Hasilnya adalah bahwa semua negara yang terlibat dapat mengklaim bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas meningkatnya permintaan LNG Rusia," katanya seperti dilansir RT.

Menteri energi dari Belgia, Prancis, dan Spanyol negara-negara yang pelabuhannya menerima pengiriman LNG Rusia berpendapat bahwa sebagian besar gas tidak dikonsumsi di dalam negeri, tetapi disalurkan ke negara-negara Uni Eropa lainnya, menurut Financial Times.

Kurangnya transparansi dalam pasar gas internal Uni Eropa telah menyebabkan "tudingan di antara negara-negara anggota," kata laporan itu. Dalam analisis itu juga mencatat kesulitan melacak volume yang tepat dari LNG Rusia dalam sistem.

Laporan tersebut mengklaim bahwa impor LNG Rusia secara keseluruhan oleh Uni Eropa mencapai tingkat rekor pada tahun 2024, melonjak lebih dari 19 secara tahunan.

Seperti diketahui Jerman mendapat manfaat dari energi Rusia yang murah selama lebih dari dua dekade. Sebelum eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022, ekonomi utama Uni Eropa itu mengandalkan Rusia untuk 40 impor gasnya dan termasuk negara yang paling terpukul di blok tersebut karena adanya pengurangan pasokan.

Sementara itu impor gas pipa dari Rusia sebagian besar telah dihentikan di tengah pembatasan terkait konflik Ukraina dan sabotase pipa Nord Stream, maka negara-negara Uni Eropa terus membeli volume LNG dari negara yang terkena sanksi.

Pada bulan Juni, Brussels menargetkan impor bahan bakar cair untuk pertama kalinya, melarang operasi pemuatan ulang, transfer kapal ke kapal, dan transfer kapal ke pantai dengan tujuan mengekspor kembali ke negara ketiga melalui UE. Sanksi tersebut memiliki masa transisi sembilan bulan.

Topik Menarik