Sejarah dan Latar Belakang Nama Panggung Titiek Puspa Pemberian Presiden Soekarno
Nama panggung Titiek Puspa yang melekat kuat dalam dunia musik Indonesia ternyata bukan sekadar nama biasa. Nama ini dipilih langsung oleh Presiden Soekarno pada era 1950-an, saat sang legenda masih bernama asli Sudarwati dan baru meniti karier di dunia tarik suara.
Titiek Puspa lahir dengan nama asli Sudarwati pada 1 November 1937 di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan. Ia merupakan putri pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam. Keluarganya kemudian sempat mengganti namanya menjadi Kadarwati, dan akhirnya Sumarti.
Perubahan nama keluarga ini terjadi saat ia masih kecil, jauh sebelum ia terjun ke dunia hiburan. Sejak kecil, Titiek bercita-cita menjadi guru taman kanak-kanak. Namun, bakat menyanyinya sudah menonjol sejak remaja, yang mana ia kerap mengikuti dan memenangkan beberapa lomba menyanyi di usia belasan.
Serunya Nonton Bareng Sinetron Mencintai Ipar Sendiri, Penggemar dan Pemain Ikut Histeris!
Sekitar usia 14 tahun, setelah menjuarai sejumlah kompetisi lokal, ia mulai mantap berniat meniti karier sebagai penyanyi atau penghibur. Keputusan remaja Sumarti untuk terjun ke dunia tarik suara ini ditentang oleh orang tuanya, yang khawatir dan tidak menyetujui anak gadis mereka berkarier di panggung hiburan.
Sejarah dan Latar Belakang Nama Panggung Titiek Puspa Pemberian Presiden Soekarno
Awal Karier dan Munculnya Nama Panggung Titiek Puspa
Meskipun sempat dilarang, semangat Sumarti muda untuk bernyanyi tak surut. Dalam suatu kesempatan, ia nekat mengikuti kontes Bintang Radio RRI di Semarang tanpa sepengetahuan orang tuanya. Untuk keperluan lomba itu, seorang teman menyarankan Sumarti memakai nama samaran Titiek Puspo, yang diambil dari Titiek, panggilan sehari-harinya dan Puspo nama depan ayahnya, Puspowidjojo.
Dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/4/2025), Sumarti menerima saran tersebut demi menyembunyikan identitasnya dari keluarga. Ia bahkan sedikit memodifikasi nama itu, mengganti Puspo menjadi Puspa agar terdengar lebih indah dan sesuai untuk perempuan. Sejak saat itulah ia mulai dikenal dengan nama Titiek Puspa di arena pertunjukan.
Viral, Niat Sembuhkan Asam Urat dengan Fashdu Malah Keracunan Darah hingga Dilarikan ke RS
Nama panggung ini segera melekat pada dirinya, menggantikan nama aslinya dalam konteks profesional. Bahkan, Titiek kemudian menamai grup orkes pengiringnya dengan sebutan Puspa Sari, menunjukkan betapa ia telah mengidentifikasi diri dengan nama barunya sejak awal karier.
Pada pertengahan 1950-an, dengan menggunakan nama Titiek Puspa, ia terus meniti karier sebagai penyanyi. Penampilannya dalam berbagai kompetisi dan panggung hiburan lokal mulai mendapat perhatian publik. Pergantian nama ini terbukti membuka jalan, karena ia bisa tampil tanpa halangan keluarga dan membangun persona panggung yang unik.
Nama Titiek Puspa terdengar mudah diingat dan khas, berbeda dari nama aslinya. Dalam kurun waktu singkat, bakat dan nama barunya itu mengantarkan Titiek ke kancah hiburan yang lebih luas, hingga terdengar oleh pihak istana pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Foto/Instagram Titiek PuspaPemberian Nama Titiek Puspa oleh Presiden Soekarno
Tidak lama setelah karier menyanyinya mulai menanjak, Presiden Soekarno turut berperan dalam mengukuhkan nama panggung Titiek Puspa. Pada era 1950-an, Soekarno yang memilih dan meresmikan nama Titiek Puspa sebagai nama panggung Sumarti muda.
Dengan kata lain, nama yang awalnya dipakai Titiek sebagai samaran justru mendapat restu langsung dari Presiden di masa itu. Tak lain Soekarno sendiri yang menentukan nama panggungnya di awal karier tahun 1950-an. Adapun momen pemberian nama ini terjadi bersamaan dengan mulai dikenalnya Titiek dalam dunia hiburan nasional.
Sumber-sumber biografi menyebut bahwa ketika Titiek mulai tampil di tingkat nasional, antara lain lewat ajang Bintang Radio dan pertunjukan musik lainnya, Soekarno memperhatikan sosok penyanyi muda berbakat ini dan berpendapat nama Titiek Puspa yang cocok untuknya. Meskipun detail situasinya tidak banyak terdokumentasi dalam arsip publik, fakta bahwa nama tersebut dipilih oleh Soekarno tercatat dalam biografi resmi Titiek Puspa A Legendary Diva dan diungkapkan dalam berbagai wawancara.
Besar kemungkinan, Soekarno pertama kali mendengar atau bertemu Titiek Puspa pada suatu acara kesenian pertengahan 1950-an dan kemudian menyebut serta menetapkan nama itu untuk panggungnya. Pemberian nama oleh kepala negara ini merupakan bentuk dukungan Soekarno terhadap seniman muda.
Soekarno dikenal mencintai seni dan kerap memperhatikan penampilan para penyanyi dan artis pada masanya. Sehingga tidak mengherankan ia berinisiatif memberi nama panggung yang dianggapnya sesuai untuk Titiek Puspa.
Alasan Pemilihan Nama dan Makna Titiek Puspa
Terdapat beberapa latar belakang dan makna yang melandasi nama tersebut. Nama itu menggabungkan unsur pribadi Titiek dengan unsur keluarga Puspa berasal dari nama ayahnya, Puspowidjojo. Kombinasi ini memberi kesan nama yang akrab namun sarat makna. Soekarno mungkin menyukai bahwa nama panggung tersebut tetap menghormati asal-usul keluarga sang artis, namun dikemas dalam bentuk yang singkat dan mudah diingat.
Dalam bahasa Sanskerta dan istilah lokal, Puspa berarti bunga. Bunga sering dilambangkan dengan keindahan, keharuman, dan hal-hal positif. Nama ini bisa ditafsirkan melambangkan mekarnya bakat dan karier Titiek yang tengah bersemi. Soekarno, yang gemar akan simbol-simbol kebudayaan, kemungkinan melihat kata Puspa sebagai nama yang indah dan melambangkan kecantikan atau keanggunan seorang biduanita.
3 Bahaya Mencium Anak Kecil Setelah Merokok yang Bisa Mengintai Kesehatan Si Kecil Tanpa Gejala!
Dibanding nama aslinya Sumarti yang terkesan umum, Titiek Puspa terdengar lebih puitis dan berciri Indonesia, sehingga cocok untuk panggung hiburan nasional. Selain itu, secara bunyi, Titiek Puspa memiliki aliterasi dan ritme yang enak didengar. Dua kata ini relatif mudah diucapkan dan diingat oleh publik.
Presiden Soekarno barangkali mempertimbangkan faktor popularitas nama, sebuah nama panggung yang baik seharusnya mudah melekat di benak orang. Kombinasi huruf dan suku kata pada Titiek Puspa unik dan belum pernah digunakan artis lain, sehingga membantu Titiek menonjol.
Pemilihan nama ini menunjukkan kejelian Soekarno dalam membentuk citra seniman. Dengan nama yang bernuansa lokal dan bermakna positif, Titiek Puspa dapat tampil percaya diri sebagai wakil seniman Indonesia. Titiek sendiri menyadari keistimewaan nama pemberian Soekarno tersebut dan menjaganya sepanjang karier, terbukti ia tak pernah berganti nama panggung lagi hingga puluhan tahun kemudian.
Pengaruh Terhadap Awal Karier dan Kepopuleran Titiek Puspa
Pemberian nama panggung Titiek Puspa oleh Presiden Soekarno terbukti berdampak besar dan positif terhadap perjalanan karier sang artis. Kini nama Titiek Puspa akan selalu dikenang setelah meninggal dunia pada Kamis, 10 April 2025 pukul 16.25 WIB. Sang legenda mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 87 tahun di Rumah Sakit Medistra, Jakarta karena pendarahan otak.
Jenazah artis senior itu akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta hari ini, Jumat (11/4/2025) setelah Salat Jumat.







