Senjata Makan Tuan, Tarif Impor Bikin Kekayaan Trump Tergerus Rp8,3 Triliun
Tarif impor Amerika Serikat (AS) menjadi senjata makan tuan buat Presiden Donald Trump, ketika kekayaannya turun setengah miliar dolar (USD500 juta setara Rp8,3 triliun) hanya dalam hitungan hari. Setelah melepaskan tembakan pertama dalam perang perdagangan global pada awal bulan, kebijakan tarif menjadi pukulan telak bagi deretan orang terkaya di dunia, termasuk dirinya sendiri.
Pada awal April, ketika Trump meluncurkan rencana tarif, Forbes mematok kekayaan bersihnya pada posisi USD4,7 miliar. Kurang dari seminggu setelahnya, harta Trump turun menjadi sekitar USD4,2 miliar, karena nilai saham publik dan kepemilikan swastanya jatuh seiring dengan gejolak pasar.
Kerugian terbesar Trump berasal dari aset paling berharganya, Trump Media and Technology Group, yang turun 8 hanya dalam waktu tiga hari perdagangan hingga menyentuh harga terendah sejak Oktober. Pukulan sekitar USD170 juta hanya merupakan awal dari masalah.
Kepemilikan real estat komersial Trump juga turun sekitar USD90 juta, dengan asumsi mereka menelan kerugian yang sama dengan perusahaan properti komersial yang diperdagangkan secara publik. Saham Vornado Realty Trust – perusahaan yang bermitra dengan Trump di dua gedungnya yang paling berharga, 1290 Avenue of the Americas di New York dan 555 California Street di San Francisco – turun 14 dari saat pengumuman Trump.
Harga saham perusahaan real estat besar New York City lainnya, SL Green, turun 15. Portofolio Trump, termasuk properti Vornado, Trump Tower dan 40 Wall Street, bernilai sekitar USD570 juta, turun dari USD660 juta pada akhir Maret 2025.
Properti golf milik Trump juga kehilangan nilainya. Ancaman nyata terhadap portofolio Trump mulai terlihat, di tengah kemungkinan pengetatan ikat pinggang. Anggota klub mungkin menunda pernikahan, mengurangi makan mewah, atau bahkan keanggotaan.
"Jika Anda mengalami resesi, istri Anda melihat Anda dan berkata, 'Apa yang kita lakukan dengan keanggotaan klub yang mahal ini?'" jelas seorang orang dalam industri seperti dilansir Forbes.
Saham bisnis rekreasi dengan harga tinggi, seperti Vail Resorts dan Soho House, turun lebih dari 15 di awal April. Topgolf Callaway Brands, yang menjalankan tempat golf juga turun 15. Penurunan serupa di lapangan golf Trump akan memangkas USD70 juta lagi dari kekayaan bersihnya.
Aset perhotelan juga tidak berada dalam posisi yang lebih baik. Yang terbesar milik Trump adalah Trump National Doral, sebuah resor 643 kamar di Miami, tempat LIV Golf.
Juru bicara Gedung Putih, Taylor Rogers mengatakan, presiden tetap fokus pada negara, bukan bisnisnya. "Presiden Trump menerapkan tarif pada negara-negara yang telah menipu kita selama bertahun-tahun untuk memastikan orang Amerika lebih baik untuk generasi mendatang," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Aset presiden berada dalam kepercayaan yang dikelola oleh anak-anaknya, sementara dia bekerja lembur untuk memimpin negara menuju kemakmuran ekonomi," paparnya.
Selain Doral, Trump terus memiliki ratusan unit hotel-kondominium di menara di Chicago dan Las Vegas. Jika nilai kepemilikan Trump turun, katakanlah 16, maka dia akan kehilangan USD65 juta lagi. Bisnis perizinan dan manajemennya yang jauh lebih kecil mungkin telah kehilangan USD15 juta lagi.
Saham real estat juga menurun secara dramatis, dengan saham empat pemegang apartemen yang diperdagangkan secara publik rata-rata turun 13. Trump memiliki lusinan unit di dalam gedung yang dia kembangkan bertahun-tahun yang lalu.
Pangkas portofolio itu, dan kekayaan bersihnya turun lagi USD20 juta atau lebih. Asetnya yang paling dilindungi mungkin adalah penthouse di atas Trump Tower dan Mar-a-Lago. Dana Koch, seorang agen mewah di Palm Beach, mengatakan aset semacam itu beroperasi dalam suasana yang berbeda dari saham publik. "Ini bahkan lebih terbatas dan lebih langka," katanya.
Secara keseluruhan, kerugian Trump dari aset swasta tampaknya lebih besar daripada dampak dari sahamnya yang diperdagangkan secara publik. Ancaman terbesar bagi Trump bukanlah tarif langsung pada produk yang dia impor, mengingat bisnisnya tidak menjual produk.
Namun menurut Forbes, hal ini karena hilangnya kepercayaan investor di seluruh dunia. Orang-orang mengandalkan keinginan, bukan logika, ketika memutuskan apakah akan membeli atau membuang real estat mewah, keanggotaan klub mahal, dan saham yang terbang tinggi. Semakin banyak ketidakpastian yang disuntikkan Trump ke dalam ekonomi global, maka kekayaan bersihnya diprediksi akan jatuh makin jauh.