Riwayat Karier Militer Raja Charles III, Mengabdi sejak 1971

Riwayat Karier Militer Raja Charles III, Mengabdi sejak 1971

Gaya Hidup | sindonews | Rabu, 16 April 2025 - 22:00
share

Sebelum naik takhta, Raja Charles III memiliki riwayat karier militer yang panjang dan mengesankan. Sejak awal 1970-an, ia terlibat langsung dalam berbagai pelatihan dan penugasan militer.

Karier militernya ini menjadikan Raja Charles III sebagai salah satu anggota keluarga kerajaan dengan latar belakang pertahanan paling komprehensif. Pengabdiannya dimulai pada 1971 dan mencakup pengalaman di Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Marinir Kerajaan Inggris.

Riwayat Karier Militer Raja Charles III

Awal Karier Militer: Pelatihan di Royal Air Force

Dilansir dari People, Rabu (16/4/2025), karier militer Charles dimulai pada Maret 1971, saat ia menjalani pelatihan penerbang di Royal Air Force (RAF). Saat itu, ia masih berusia 22 tahun dan menempuh pendidikan di Universitas Cambridge.

Ia terbang solo dengan pesawat DHC-1 Chipmunk menuju pangkalan RAF Cranwell. Di mana ayah dua anak ini mengikuti pelatihan intensif selama empat bulan. Pelatihan ini membuka jalannya menuju sertifikasi resmi sebagai penerbang militer.

Suami Ratu Camilla itu telah menunjukkan ketertarikan terhadap militer sejak masa kuliah, dan ia secara aktif mendaftarkan diri dalam program pelatihan di Cambridge University Air Squadron. Pada 29 Juli 1971, ia melakukan lompatan parasut pertamanya dari pesawat Andover di atas Studland Bay.

Sebulan kemudian, ayah Pangeran William dan Pangeran Harry ini dianugerahi RAF Wings sebagai pengakuan atas kompetensinya sebagai pilot militer.

Menjalani Penugasan di Royal Navy

Usai menyelesaikan pelatihan di RAF, raja 76 tahun itu melanjutkan kariernya di Angkatan Laut Kerajaan (Royal Navy). Ia memulai pendidikannya di Britannia Royal Naval College, Dartmouth, selama enam minggu.

Dari situ, ia menerima berbagai penugasan di kapal perang. Termasuk HMS Norfolk (1971–1972), HMS Minerva (1972–1973), dan HMS Jupiter (1974). Pengalaman ini memperkuat pemahamannya akan strategi dan operasi maritim.

Pada tahun 1974, mantan suami mendiang Putri Diana ini memperluas kemampuannya dengan mengikuti pelatihan pilot helikopter di pangkalan Royal Naval Air Station Yeovilton. Ia bergabung dengan Skuadron Udara 845 di kapal induk HMS Hermes, tempat ia menerbangkan helikopter Westland Wessex, terutama dalam misi dukungan operasi marinir.

Puncaknya, pada 1976, putra sulung mendiang Ratu Elizabeth II itu diberi kepercayaan memimpin kapal penyapu ranjau HMS Bronington. Ia menyelesaikan tugas dinas aktifnya pada Desember tahun tersebut, dengan pangkat terakhir Komandan.

Foto/People

Mengikuti Latihan Komando di Royal Marines

Tahun 1974 menjadi titik penting lain dalam perjalanan militernya. Charles mengikuti All Arms Commando Course di pusat pelatihan Royal Marines di Lympstone, pelatihan intensif selama 13 minggu yang menuntut ketangguhan fisik dan mental. Ia harus menghadapi medan berat, tantangan survival, serta ujian kepemimpinan di bawah tekanan ekstrem.

Pelatihan ini menjadikan Charles sebagai sosok militer yang lengkap, menguasai operasi dari ketiga matra: udara, laut, dan darat. Berkat pengalamannya ini, ia dikenal sebagai figur kerajaan yang benar-benar menjiwai dunia militer secara nyata, bukan sekadar simbolik.

Penghargaan dan Jabatan Kehormatan

Meski telah menyelesaikan masa aktif militernya, Charles tetap dekat dengan institusi pertahanan. Sejak 1977, ia diangkat sebagai Kolonel Kehormatan Resimen Parasut dan masih rutin menjalani pelatihan terjun payung di RAF Brize Norton.

Pada 2012, Ratu Elizabeth II menganugerahkan pangkat kehormatan tertinggi di ketiga cabang militer kepada Charles yakni Laksamana Armada (Royal Navy), Marsekal Lapangan (Angkatan Darat), dan Marsekal Angkatan Udara (RAF).

Charles mengakhiri penerbangan aktifnya pada 1994, setelah mengalami insiden pendaratan darurat di Pulau Islay. Meski demikian, komitmennya terhadap dunia militer tidak pernah luntur. Ia terus menjalankan tugas-tugas kehormatan dan memperkuat hubungan antara monarki dan militer Inggris.

Topik Menarik