Wakil Ketua DPRD Jabar Minta Petugas Program MBG Cianjur Diseleksi Ulang
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Iwan Suryawan, meminta agar dilakukan seleksi ulang terhadap seluruh petugas yang terlibat dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Cianjur. Langkah ini dinilai penting sebagai bentuk evaluasi menyeluruh menyusul kasus keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa.
Menurut Iwan, seleksi ulang perlu mencakup seluruh lini pelaksana MBG, mulai dari petugas dapur, rasio pengawas gizi dan penyaji hingga petugas distribusi makanan ke sekolah. Iwan menekankan evaluasi menyeluruh lebih efektif dibandingkan hanya memberikan pelatihan ulang kepada petugas yang sama.
"Kalau evaluasinya hanya pelatihan kepada petugas yang ada, petugas dapur sampai sopir, belum tentu ketemu titik kelalaiannya dan tidak akan terulang. Harus ada evaluasi rasio pengawas gizi dan penyajian," ujar Iwan Suryawan, Jumat (25/4/2025).
Iwan menambahkan seleksi ulang bukan berarti merumahkan seluruh petugas, melainkan menyaring kembali SDM dan vendor yang terbukti mampu menjaga mutu dan kualitas makanan sesuai standar yang ditetapkan.
Wiranto Kenang Momen Terakhir Bersama Istri Jelang Wafat: Baru Rayakan 50 Tahun Pernikahan
Iwan juga meminta semua pihak menunggu hasil penyelidikan yang tengah dilakukan Polres Cianjur untuk mengungkap penyebab pasti dari insiden ratusan siswa keracunan makanan MBG di MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI Cianjur pada Senin, 21 April 2025. Informasi yang dihimpun, keracunan MBG yang semula dialami 78 orang siswa, kini bertambah menjadi 165 orang.
"Jika ternyata ada masalah di suplai bahan sehingga basi, ya seleksi ulang petugas yang sortir bahan makanan. Kalau itu vendor, vendornya seleksi ulang. Kalau orang dapurnya, ya sama. Harus tegas, kasus keracunan makanan bukan hal kecil," tegasnya.
Selain mendorong evaluasi terhadap pelaksana program, Iwan juga menyoroti pentingnya kelancaran pembayaran kepada para vendor MBG. Iwan mengingatkan agar kasus seperti di Kalibata, di mana vendor belum dibayar hingga hampir Rp1 miliar, tidak terulang di Jawa Barat.
"Pastikan pembayaran vendor juga lancar. Jangan sampai mereka terbebani, karena akan berdampak pada kualitas makanan yang disajikan, termasuk perlengkapan dapur yang digunakan," ujar Iwan.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, menyatakan akan segera mengevaluasi sistem pelaksanaan Program MBG di Cianjur. BGN juga akan menggelar pelatihan bagi seluruh petugas sebagai langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terulang.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengungkapkan pihaknya telah memeriksa 10 saksi, termasuk pekerja dapur, sopir, dan petugas pengemasan. Salah satu temuan awal adalah perbedaan jenis wadah MBG siswa, sebagian menggunakan wadah plastik dan lainnya wadah stainless steel yang dinilai lebih aman.
"Jika terbukti ada kelalaian, tentu kami akan kenakan pasal pidana. Namun selama penyelidikan berjalan, kami tetap menjunjung asas praduga tak bersalah," ujarnya.










