Meta Bakal Bikin Kabel Internet Bawah Laut Jangkau Seluruh Dunia, Investasinya 10 Miliar Dolar AS
JAKARTA - Meta disebut tengah merencanakan kabel internet bawah laut serat optik yang akan menjangkau seluruh dunia. Proyek ini ditaksir akan menelan biaya lebih dari 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp158,3 triliun.
Melansir Endgadget, Minggu (1/12/2024), proyek tersebut, yang awalnya dilaporkan pakar kabel bawah laut Sunil Tagare, disebut bakal diumumkan secara resmi awal tahun depan. Namun, sumber yang terkait Meta mengatakan kepada TechCrunch, proyek tersebut masih dalam tahap awal.
Hanya beberapa kontraktor yang mampu membangun infrastruktur tersebut dan banyak yang terikat dengan komitmen kepada pelanggan lain. Jika proyek tersebut benar-benar terlaksana, kemungkinan akan memakan waktu beberapa tahun sebelum kabel tersebut terpasang dan menyala.
Meta disebut sebagai salah satu pemilik lebih dari selusin jaringan bawah laut. Namun, ini akan menjadi jaringan pertama yang dimiliki dan dioperasikan sepenuhnya.
Google memiliki beberapa jaringannya sendiri, meskipun Amazon dan Microsoft tidak memiliki kabel khusus dan merupakan salah satu pemilik kabel lainnya. Meta dilaporkan akan menjadi satu-satunya pengguna kabelnya. Perusahaan dan layanannya disebut-sebut menyumbang sekitar 10 persen dari penggunaan internet tetap global (dan sekitar 22 persen dari lalu lintas seluler).
Pada titik ini, Meta menghasilkan lebih banyak pendapatan dari pasar internasional daripada yang diperolehnya di Amerika Utara. Kabel tersebut akan memberinya kepemilikan yang lebih besar atas infrastrukturnya dengan tujuan memastikan layanannya sestabil mungkin, meskipun ISP dan penyedia seluler tentu saja masih akan bertanggung jawab untuk menjaga perangkat pengguna tetap terhubung. Meta telah mengerjakan proyek Wi-Fi dan internet selulernya sendiri, tetapi menghentikan yang pertama pada 2022.
Diharapkan kabel tersebut akan membentang dari pantai timur AS ke Afrika Selatan lalu ke India dan pantai utara Australia sebelum mencapai pantai barat. Secara keseluruhan, kabel tersebut bisa sepanjang setidaknya 25.000 mil atau lebih.
Rute yang konon aman itu akan menghindari area yang disebut-sebut sebagai "titik kegagalan tunggal utama," menurut Tagare.
Area tersebut termasuk Laut Merah, Laut Cina Selatan, Mesir, Marseille, Selat Malaka, dan Singapura. Kabel tersebut juga akan menjauhi banyak titik panas geopolitik.
Dua kabel bawah laut putus di Laut Baltik selama beberapa minggu. Para penyelidik yakin bahwa sebuah kapal pukat komersial China — yang mungkin bertindak di bawah pengaruh intelijen Rusia — memotong kabel tersebut dengan menyeret jangkarnya di sepanjang dasar laut.