Tanpa Insentif, Mobil Hybrid Toyota Tetap Laris

Tanpa Insentif, Mobil Hybrid Toyota Tetap Laris

Terkini | okezone | Kamis, 29 Agustus 2024 - 11:35
share

JAKARTA - Pemerintah memastikan tak ada kebijakan baru untuk industri otomotif pada tahun ini. Itu termasuk tidak ada insentif untuk mobil hybrid. Padahal, sejumlah brand telah mengharapkan adanya insentif mobil hybrid .

Sebagai informasi, penjualan mobil hybrid terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menandakan konsumen Indonesia lebih menerima kendaraan jenis ini ketimbang langsung beralih ke listrik sepenuhnya.

Auto2000 sebagai main dealer Toyota tidak merasakan adanya penurunan daya beli mobil hybrid. Dikatakan bahwa keputusan pemerintah untuk tak memberikan insentif bagi mobil hybrid tidak memberikan dampak negatif.

"Memang kita kan di Toyota sendiri kan kita jalan dengan strategi kita di multi-pathway. Memang saat ini kita melihat ada segmennya masing-masing. Memang ada BEV, tapi HEV dan PHEV pun sebetulnya masih ada segmennya," kata Yusuf saat ditemui di Bekasi, Jawa Barat, belum lama ini.

"Jadi terlepas dari itu (pemerintah batal kasih insentif) ya kita harapkan sih memang kelihatannya kalau dari yang hasil kemarin, animonya masih cukup baik," lanjutnya.

Diketahui, Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid menjadi mobil hybrid terlaris pada semester I 2024. Mobil MPV legendaris itu mencatatkan penjualan wholesales atau pengiriman dari pabrik ke dealer sebesar 10.074 unit, sementara di posisi kedua ada Suzuki XL7 Hybrid dengan 4.945 unit.

Pada ajang GIIAS 2024, Innova Zenix Hybrid juga mendominasi penjualan Toyota dengan mencatatkan 1.305 SPK (Surat Pemesanan Kendaraan). Kemudian untuk Yaris Cross HEV mencatatkan angka 240 SPK, lalu ada All New Toyota Alphard HEV dengan 121 SPK.

"Memang secara komposisinya cukup naik, tapi memang seiring dengan komposisi market sih. Memang marketnya saat ini di 2-3 tahun terakhir, kelihatannya lebih agak coba kelihatan bergerak tuh emang di segmen itu (hybrid)," ujar Jaka.

Kendati begitu, Jaka berharap pemerintah bisa memberikan penetrasi. Pasalnya, pasar mobil Rp200 jutaan saat ini jumlahnya menurun signifikan.

"Tapi bisa dibilang di angka Rp200 juta ini malah ada penurunan ya, yang peningkatannya malah di segmen di atas Rp200 juta," tuturnya.

Topik Menarik