Ketika Islam Mengawali Peradaban Hampir dari Nol Lagi
Kemunduran Islam dari peradaban dunia salah satunya adalah akibat Reconquista atau penaklukan kembali Andalusia (Spanyol) oleh kaum Kristen Eropa.
"Reconquista mendepak Islam dari Semenanjung Iberia tanpa membawa bekal ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan sejak tahun 711 hingga tahun pengusiran terjadi," tulis Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul " Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa ".
Dengan ilmu pengetahuan, Islam menemukan masa kejayaannya pada abad keemasan di Baghdad dan di Cordoba di waktu yang bersamaan, yaitu di sekitar tahun 900-1000.
Islam menemukan kejayaan tidak cukup dengan mengangkat senjata untuk memperluas wilayah, namun Islam juga menguatkan dengan ilmu pengetahuan dengan tujuan menciptakan peradaban, baik berupa fisik dan nonfisik yang tidak ada duanya di dunia.
Menurut Jati Pamungkas, kala itu terdapat tiga kekhalifahan Islam yang berpusat di Cordoba, Cairo, dan Baghdad. Dari ketiga kota tersebut, Cordoba dan Baghdad menjadi kota terlengkap karena tidak hanya sebagai pusat pemerintahan namun juga sebagai tempat berkumpulnya para cendekiawan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah ada di masa sebelumnya.
Hanya Cairo yang selamat dari kemusnahan dan peperangan, namun Cairo tidak selengkap Cordoba dan Baghdad mengenai ilmu-ilmu umum. Cairo yang didukung oleh adanya Universitas al-Azhar didominasi oleh ilmu-ilmu agama.
Serangan Mongol di Baghdad dan diambilnya literatur dari Cordoba membuat Islam mengawali peradaban hampir dari nol lagi.
Menurut Jati Pamungkas, faktor kemunduran Islam secara garis besar dipengaruhi oleh tiga peristiwa besar. Salah satunya adalah Reconquista.
Gerakan Kristen ini merampas karya-karya dan ilmu yang telah dikembangkan Islam dalam berbagai bidang. Di Cordoba, terdapat pula Baitul Hikmah seperti di Bagdad untuk menyimpan karya-karya ilmuwan di bidang selain agama.
Karya-karya dari ilmuwan Islam Bagdad juga banyak dipelajari di Cordoba dengan cara penggandaan naskah. Jatuhnya Cordoba dan kota-kota lain membuat pelajar muslim kehilangan referensinya dalam mempelajari ilmu umum.
Pada akhirnya, Eropalah yang diuntungkan karena mereka tinggal mempelajari tanpa bersusah payah membangun fondasi. Fondasi mereka sebenarnya karya-karya Yunani yang dikembangkan dengan maksimal oleh pemikir-pemikir Islam hingga ditemukannya metode kedokteran dan ilmu hitung dengan penemuan angka nol, pengoperasian aljabar, dan sebagainya.
Pengusiran umat Islam membuat Islam telah kehilangan senjatanya di dunia. Hidup di lahan tandus dan tanpa ada ilmu pengetahuan membuat peradaban Islam jalan di tempat sejak abad ke-14.
Islam telah kehilangan sinarnya semenjak hilangnya pengetahuan manusia di Baghdad dan Cordoba. Sebagian besar lenyap dan sebagian kecil berpindah tangan.
Sebagian kecil ilmu Islam tersebut dikembangkan Eropa hingga melahirkan Revolusi Industri di Inggris pada awal abad ke-18, yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt.
Sejak itu Eropa menjadi cahaya dunia. Napoleon menginvasi Mesir pada akhir abad ke-18 dengan membawa peralatan-peralatan tercanggih di Eropa pada waktu itu seperti mesin cetak.
Mayor Marinir Helilintar Setiojoyo Laksono Sukses Menjadi Komandan Upacara HUT Ke-79 di Sorong
Napoleon terkejut dengan keadaan Mesir yang tidak mengalami perkembangan, bahkan jauh lebih buruk dibanding masa kejayaan Islam yang banyak ditulis oleh sejarawan Eropa.