Kalem tapi Berbahaya, Jangan Pernah Ganggu Ular Ini jika Tak Ingin Celaka

Kalem tapi Berbahaya, Jangan Pernah Ganggu Ular Ini jika Tak Ingin Celaka

Terkini | okezone | Senin, 2 September 2024 - 10:40
share

UMUMNYA semua jenis ular memiliki risiko bahaya masing-masing. Demikian halnya dengan ular kepala tembaga yang dikenal sebagai reptil paling berbahaya karena berbisa.

Meski peringatan telah dikeluarkan, banyak yang bilang jika ular jenis ini cenderung menggunakan bisanya untuk pertahanan diri. 

Mengutip New York Post, ular kepala tembaga memiliki dua warna seperti tembaga dan coklat kemerahan. Spesies ini adalah salah satu dari dua ular berbisa yang ditemukan di New Jersey, Amerika Serikat. 

Petugas satwa liar mengeluarkan peringatan di Somerset County, New Jersey, untuk waspada terhadap ular tembaga utara, setelah salah satu spesies tersebut terlihat pekan lalu di Watchung, sebuah wilayah Garden State. 

“Selalu ada ular kepala tembaga di bagian utara New Jersey dan sebagian besar orang yang tinggal di daerah copperhead hidup berdampingan dengan mereka tanpa konflik, bahkan seringkali tanpa menyadari bahwa mereka ada di sana,” kata Tyler Christensen, peneliti dari Departemen Ilmu Pengetahuan Rutgers University khusus Ekologi, Evolusi, dan Sumber Daya Alam di New Brunswick, New Jersey. 

(Foto: Instagram/@rugged_herpetologist)

“Hal terbaik yang dapat dilakukan penduduk adalah mempelajari cara membedakan ular berkepala tembaga dengan spesies ular tidak berbisa yang umum, seperti ular air, ular susu, dan ular garter, dan memahami bagaimana merespons jika mereka melihat ular berkepala tembaga," tambahnya. 

"Ia menghuni ladang berbatu, semak berry, hutan dan lahan pertanian, bahkan mungkin ditemukan di antara tumpukan mulsa tua,” sebut Divisi Ikan dan Margasatwa N.J. dalam publikasi 'Snakes of New Jersey'

Peringatan tersebut dikeluarkan di New Jersey, ular-ular tersebut juga sering ditemukan di wilayah-wilayah lain di negara ini. Christensen mengatakan kepada Fox News Digital bahwa, ular kepala tembaga tidak terlalu berbahaya.

 

“Mereka ternyata tenang dan jinak, lebih mengandalkan kamuflase daripada racunnya untuk mempertahankan diri dari predator dan manusia,” katanya. 

“Gigitan biasanya dilakukan sebagai upaya pertahanan terakhir, dan racun mereka relatif ringan dibandingkan kebanyakan ular beludak," tutur Christensen.

Seorang profesor dan ketua Departemen Biologi di Coastal Carolina University di Conway, Carolina Selatan Afrika, Scott L. Parker, mengatakan, ular kepala tembaga sangat samar (yaitu tersamar) sehingga sangat sulit dikenali dengan latar belakang dedaunan, semak dan ranting.

Parker mengimbau masyarakat agar tidak berinteraksi dengan ular kepala tembaga jika menemui mereka secaa tak sengaja. “Ular kepala tembaga tidak mau berurusan dengan manusia,” tegasnya.

“Mereka tidak akan menyerang, dan jika dibiarkan, mereka akan segera mencoba melarikan diri. Untuk menghindari tergigit secara tidak sengaja, jangan letakkan tangan dan kaki Anda di tempat yang tidak terlihat, dan selalu kenakan sepatu dan gunakan senter saat berjalan di luar saat senja atau setelah gelap di musim panas," saran Parker.

"Jutaan orang di AS bagian timur, khususnya di tenggara, tinggal dekat dengan ular tembaga dan bahkan tidak menyadari bahwa mereka berada di dekatnya," tandasnya.

 

Guna menjaga keamanan saat bertemu dengan ular kepala tembaga, University of Virginia memberikan tips di situs resminya sebagai berikut;
- Pakai sepatu bot saat mendaki dan hindari alas kaki yang berujung terbuka
- Gunakan senter di malam hari saat berjalan setelah matahari terbenam
- Hindari tepian sungai, karena ular ini sering ditemukan di area tepi sungai
- Jangan pernah menyentuh atau mengambil ular 

Jika Anda menemukan ular kepala tembaga di alam, sebaiknya untuk dibiarkan saja, saran Christensen dari Rutgers University. 

“Sebagian besar gigitan terjadi ketika orang mencoba memegang atau memindahkan ular itu sendiri,” ujarnya.

“Jika Anda digigit ular tembaga, jangan mencoba menangkap atau membunuh ular tersebut. Bawalah dirimu ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," tutup Christensen.

Topik Menarik