Guru Besar UMP Prof Sugeng Priyadi Peroleh Gelar Kanjeng Pangeran

Guru Besar UMP Prof Sugeng Priyadi Peroleh Gelar Kanjeng Pangeran

Terkini | purwokerto.inews.id | Senin, 2 September 2024 - 12:20
share

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Guru Besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M.Hum., kembali meraih penghargaan di bidang kebudayaan Jawa. 

Kali ini, beliau dianugerahi gelar Kanjeng Pangeran (KP) oleh Panembahan Tedjowulan, salah satu pemangku adat di Kasunanan Surakarta. Dengan gelar ini, Prof. Sugeng kini dikenal sebagai Kangjeng Pangeran Prof. Dr. Purbasastradiningrat.

Penghargaan ini merupakan bentuk penghormatan atas dedikasi dan kontribusi Prof. Dr. Sugeng dalam kajian dan pelestarian kebudayaan Jawa. Sebagai akademisi yang telah lama berkiprah dalam studi kebudayaan, Prof. Dr. Sugeng dikenal luas atas upayanya mengangkat dan melestarikan nilai-nilai budaya Jawa melalui karya ilmiah, seminar, dan berbagai kegiatan akademik lainnya.

Gelar ini menambah deretan penghargaan kehormatan yang telah diterima oleh Prof. Dr. Sugeng dari Kasunanan Surakarta. Sebelumnya, beliau telah menerima gelar Kangjeng Raden Tumenggung (KRT) pada 19 Juli 2008, gelar Kangjeng Raden Harya Tumenggung (KRHT) pada 27 Juni 2010, dan gelar Kangjeng Raden Harya (KRH) pada 21 November 2018.

Dengan berbagai gelar kehormatan ini, Prof. Dr. Sugeng Priyadi semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia kebudayaan Jawa. Dedikasi dan pengabdiannya di bidang ini diharapkan dapat terus memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk turut melestarikan kekayaan budaya bangsa.

Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Sugeng Priyadi berharap gelar kehormatan ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga dapat memotivasi para akademisi dan pecinta budaya untuk terus menggali, memelihara, dan mempromosikan kekayaan budaya Jawa di kancah nasional dan internasional.

Penghargaan dari Kasunanan Surakarta ini juga menjadi pengakuan atas peran Prof. Dr. Sugeng dalam menjembatani dunia akademik dengan kebudayaan tradisional, sehingga kebudayaan Jawa tetap relevan dalam konteks zaman modern.

Topik Menarik