Ketinggalan Rombongan, Pendaki Terjebak Badai di Atas Gunung Seorang Diri 

Ketinggalan Rombongan, Pendaki Terjebak Badai di Atas Gunung Seorang Diri 

Terkini | okezone | Selasa, 3 September 2024 - 10:59
share

SEORANG pendaki yang tersesat akibat ketinggalan rombongan ditemukan selamat setelah sempat menginap satu malam di pegunungan Rocky, Colorado, Amerika Serikat.

Ia menghabiskan malam di puncak gunung seorang diri. Pendaki mulanya pergi bersama rekan kantornya berjumlah 15 orang, yang terpisah menjadi dua kelompok. 

Pria itu mengenakan pakaian serba hitam pada rute standar Gunung Shavano, puncak gunung tinggi di jajaran selatan Sawatch di pegunungan Rocky, Colorado. 

Chaffee County Search and Rescue South (CCSAR-S) Colorado membagikan peristiwa pendaki tersebut dalam sebuah postingan di Facebook awal pelkan ini, dengan menuliskan bahwa sekitar pukul 21.00 Jumat lalu, 'layanan diaktifkan untuk laporan pendaki yang terlambat'.

CCSAR-S juga menuliskan bahwa pendaki tersebut merupakan bagian dari kelompok dengan anggota 15 orang yang memulai perjalanan hiking kantor, yang membagi mereka menjadi 2 kelompok, satu kelompok menyelesaikan mendaki sampai puncak dan kelompok lainnya kembali.

“Ketika subjek mencapai puncak pada pukul 11.30 dan berbalik untuk turun, ia menjadi bingung, menemukan barang-barang tertinggal di ladang batu besar untuk menandai turunnya oleh kelompok sebelumnya yang telah diambil saat mereka mendaki turun,” kata petugas CCSAR-S, melansir The Guardian.

“Dalam upaya awalnya untuk turun, ia menemukan dirinya berada di ladang batu besar dan kerikil yang curam di lereng timur laut menuju Danau Shavano,” tambahnya.

Pendaki tersebut sempat mengirimkan pin lokasi kepada rekan kerjanya yang sudah turun. Rekan kerjanya itu kemudian memberitahu bahwa rutenya salah dan menyuruhnya untuk kembali naik ke lereng untuk menemukan jalan setapak. 

Sekitar pukul 15.50, pendaki itu mengirimkan lokasi lain yang dapat diketahui rekan-rekannya saat ia hampir mencapai punggung bukit antara titik awal pendakian Gunung Shavano dan Puncak Tabeguache. 

Tak lama setelah pendaki mengirimkan lokasinya, badai melanda daerah itu dengan hujan dan angin yang kencang, yang menyebabkan pendaki itu kehilangan arah dan lenyapnya sinyal telepon seluler. 

Setelah menerima peringatan pendaki yang hilang pada pukul 21.00 malam itu, CCSAR-S mengerahkan dua tim dan seorang pilot pesawat nirawak. 

Mereka pun bekerja dari titik terakhir yang diketahui di punggung bukit antara Gunung Shavano dan Tabeguache dan difokuskan pada pembersihan rute standar ke titik terakhir yang diketahui, serta aliran air Danau Shavano dan Squaw Creek. 

Dalam unggahan di Facebook, CCSAR-S menuliskan bahwa tim menghadapi angin kencang dan hujan es, yang pada gilirannya membuat proses mencapai puncak tidak aman, selain itu juga menyulitkan operator drone. 

Sebuah helikopter penyelamat medis membantu tim dalam mencari pendaki yang hilang itu di gunung. Tim tidak menemukan sumber cahaya buatan selain dari tim pencarian. Operasi pencarian dilanjutkan dengan bantuan sembilan kelompok pencarian tambahan. 

 

Pada pengoperasian pencarian kedua, akhirnya pendaki tersebut berhasil mendapatkan kembali sinyal seluler yang cukup untuk menghubungi 911. Pendaki tersebut memberitahu bahwa dirinya sangat bingung saat turun, dan jatuh sedikitnya 20 kali di lereng curam di bawah titik Esprit menuju North Fork". 

Tim SAR lalu menurunkan tali teknis untuk menyelamatkan pendaki tersebut dan membawanya ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. CCSAR-S mengingatkan para pendaki untuk selalu berjalan bersama, membawa perlengkapan penting, dan memakai outfit warna cerah guna memudahkan identifikasi. 

Warganet lantas mengapresiasi kerja keras tim SAR dan mengkritik para rekan pendaki yang tidak melakukan upaya apapun.

"Kerja sama tim yang luar biasa sebagai tanggapan atas kerja sama tim yang tidak ada. Kerja bagus," tulis seseorang di Facebook. 

"15 dari kalian dan tak satupun dari kalian kembali untuk membantu atau bertahan dengan mereka?! Wow," timpal salah satu netizen.

"Jadi.. mereka tidak hanya meninggalkannya sejak awal, saat mereka mencapai puncak, tetapi kemudian rekan kerjanya membiarkannya pergi ke puncak sendirian, lalu mereka memindahkan penanda batu dalam perjalanan mereka kembali turun. Wow! sindir seseorang.

Topik Menarik