Kisah Raja Mataram Hukum Mati Orang Kepercayaanya karena Berkhianat

Kisah Raja Mataram Hukum Mati Orang Kepercayaanya karena Berkhianat

Terkini | inews | Jum'at, 6 September 2024 - 06:26
share

SURABAYA, iNews.id - Hukuman mati dijatuhkan Raja Mataram kepada salah satu orang kepercayaannya sekaligus tim sukses. Sanksi tegas itu diberikan sebagai bentuk konsekuensi karena pengkhianatan kepada Pangeran Puger atau Pakubuwana I.

Padahal tim sukses bernama Adipati Jangrana, sosok yang membantunya naik takhta di Kerajaan Mataram. Sang adipati Surabaya ini terpaksa dihukum mati oleh Pakubuwana I pada 1709 karena dinilai berkhianat saat berperang melawan Untung Surapati 1706.

Sebelumnya sang Bupati Surabaya itu berhasil mengantarkan Pangeran Puger naik takhta menjadi raja di Mataram, yang berpusat di Kartasura, pada 1704-1719 dan bergelar Pakubuwana I.

Nama aslinya Raden Mas Drajat, dia lahir dari permaisuri keturunan keluarga Kajoran, yaitu cabang keluarga keturunan Kesultanan Pajang. Mas Drajat pernah diangkat menjadi putra mahkota menggantikan kakaknya, yaitu Mas Rahmat yang berselisih dengan ayah mereka Amangkurat I.

Dikutip dari buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu menyebutkan, hukuman mati ke Bupati Surabaya oleh Pakubuwana I pada 1709 karena dinilai berkhianat saat berperang melawan Untung Surapati1706.

Setelah penghukuman mati Sang Bupati Surabaya Adipati Jangrana ini digantikan oleh adiknya bernama Jayapuspita sebagai Bupati Surabaya.

Pada 1714, Jayapuspita menolak menghadap Kartasura dan mempersiapkan pemberontakan. Pada1717, gabungan pasukan Kartasura dan VOC bergerak menyerbu Surabaya. Peristiwa peperangan ini konon terjadi lebih mengerikan daripada perang di Pasuruan terdahulu, semasa Untung Surapati.

Jayapuspita akhirnya kalah dalam peperangan, dia terpaksa menyingkir ke Japan, sekarang Mojokerto pada 1718. Sunan Pakubuwana I ini meninggal dunia pada 1719. Sepeninggalnya, takhta raja Mataram di istana Kartasura beralih ke putranya yang bergelar Amangkurat IV.

Pemerintahan Amangkurat IV ini kemudian dihadapkan pada pemberontakan oleh saudara-saudaranya sesama putra Pakubuwana I. Mereka yang memberontak mulai Pangeran Blitar, Pangeran Purbaya dan Pangeran Diponegoro Madiun.

Topik Menarik