Hujan Tak Kunjung Turun, Kekeringan Nyaris Melanda Seluruh Wilayah NTT

Hujan Tak Kunjung Turun, Kekeringan Nyaris Melanda Seluruh Wilayah NTT

Terkini | inews | Jum'at, 6 September 2024 - 18:05
share

KUPANG, iNews.id - Kekeringan melanda hampir seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejumlah titik wilayah bahkan mengalami kekeringan yang ekstrem dampak tidak turunnya hujan selama berbulan-bulan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah menetapkan siaga kekeringan untuk 225 kecamatan dari total 309 kecamatan di Provinsi NTT.

"Selain itu 28 kecamatan masuk kategori awas kekeringan. Kemudian 20 kecamatan masuk kategori waspada kekeringan," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahmatulloh Adji, Jumat (6/9/2024).

BMKG mencatat paling banyak siaga kekeringan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yakni 28 kecamatan, diikuti Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara (TTU) masing-masing 21 kecamatan.

"Untuk Kabupaten Timor Tengah Selatan, hampir semua kecamatan mengalami kekeringan. Dari 32 kecamatan di daerah itu hanya satu kecamatan yang tidak masuk dalam kategori kekeringan," katanya.

Selanjutnya dua kabupaten di ujung timur Pulau Flores, yakni Kabupaten Flores Timur dan Sikka. Siaga kekeringan masing-masing melanda 20 dan 15 kecamatan di 2 daerah kabupaten tersebut.

Siaga kekeringan paling sedikit di Kabupaten Manggarai Timur (3), Manggarai, Nagekeo dan Sumba Tengah masing-masing 5 kecamatan serta 6 kecamatan di Manggarai Barat dan Sumba Barat.

Kemudian untuk kategori awas kekeringan, paling banyak di Sumba Timur (9) dan Kota Kupang (6). Paling sedikit di TTS (1), diikuti masing-masing 2 kecamatan di Sikka dan Rote Ndao, lalu masing-masing 3 kecamatan di Sabu Raijua dan Kupang.

Dia menjelaskan, suatu wilayah masuk kategori siaga kekeringan jika tidak pernah turun hujan selama lebih dari 1 bulan (31 hari). Selanjutnya masuk kategori awas kekeringan apabila tanpa hujan selama 2 bulan (61 hari).

Saat ini kata dia, anomali suhu muka laut di wilayah perairan NTT umumnya cenderung netral hingga lebih hangat dari klimatologisnya.

"Itu diprediksi akan terus hangat dengan anomali suhu muka laut berkisar antara +0.5 sampai +1.0 Celsius pada periode September 2024 hingga Februari 2025," ujarnya.

Topik Menarik