Yen Stabil, Dolar AS Tergelincir Buntut China Bakal Guyur Stimulus
Lonjakan yen stabil pada Senin (30/9) disebabkan perdana menteri Jepang yang akan datang mengisyaratkan kebijakan moneter harus tetap akomodatif. Sementara, dolar AS tergelincir terhadap mata uang komoditas, yang ditopang oleh ekspektasi para investor akan adanya stimulus ekonomi China.
Yen Jepang telah melonjak ketika Shigeru Ishiba mantan menteri pertahanan dan kritikus kebijakan agresif memenangkan kepemimpinan Partai Demokratik Liberal yang akan terpilih sebagai perdana menteri.
Yen tergelincir sekitar 0,4 menjadi 142,75 per dolar AS setelah melonjak 1,8 pada Jumat (27/9) lalu. Ishiba mengatakan kepada lembaga penyiaran publik NHK bahwa dari sudut pandang pemerintah, kebijakan harus tetap akomodatif sebagai sebuah tren mengingat kondisi ekonomi saat ini.
Para analis mengatakan kemenangan Shigeru Ishiba diproyeksikan akan membebani yen setidaknya dalam jangka pendek. "Pemilu pada dasarnya membuat Bank of Japan keluar dari persamaan sampai Desember. Yen negatif marjinal," ujar Kepala Strategi Valuta Ssing National Australia Bank, Ray Attrill dikutip dari Reuters, Senin (30/9/2024).
Di sisi lain euro stabil di USD1,1172 dan sterling diperdagangkan berada di USD1,3381, dengan pasar yang menantikan data pekerjaan AS pada hari Jumat sebagai data utama berikutnya yang dapat memandu laju penurunan suku bunga AS. Data inflasi Eropa dan China, yang akan dirilis menjadi yang ditunggu. Pekan lalu, ukuran inflasi Federal Reserve AS berada di level 2,2 selama 12 bulan hingga Agustus membuat imbal hasil AS dan dolar lebih rendah. "Tren untuk tahun depan atau lebih adalah dolar akan turun," ujar ahli strategi Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso.
"Inflasi terkendali. Suku bunga turun dan itu bagus untuk prospek ekonomi global, bagus untuk pengambilan risiko dan bagus untuk mata uang komoditas seperti Aussie."