Piala Suhandinata 2024 Gunakan Sistem Relay Point, Begini Reaksi Para Pebulu Tangkis Indonesia yang Merasa Aneh
PIALA Suhandinata 2024 gunakan system relay point. Para pebulu tangkis muda Indonesia yang turut menjalaninya pun bereaksi.
Diketahui, Indonesia berhasil membuka perjalanan di fase grup Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Junior 2024 alias Piala Suhandinata 2024 dengan kemenangan. Mereka membungkam Macau dalam laga pembuka Grup F dengan skor telak 110-58 pada Senin (30/9/2024) pagi WIB di Nanchang, China.
Turun sebagai wakil pertama, Moh Zaki Ubaidillah membuka keunggulan Indonesia setelah mengalahkan Tong Chon In dengan skor 11-3. Di partai kedua, ganda putra pertama Anselmus Breagit Fredy Prasetya/Pulung Ramadhan memperlebar jarak dengan kemenangan 22-6 atas Chang Chi Chon/Chio Chi Seng.
Sang kapten, Mutiara Ayu Puspitasari, tidak mau kalah. Mentas di partai ketiga, Mutiara menuntaskan perlawanan Chan Hao Wai dengan skor 33-17.
Setelah itu, tim junior Indonesia terus menjauh. Keunggulan demi keunggulan didapat dari Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine, Taufik Aderya/Clairine Yustin Mulia, Richie Duta Ricardo, Dexter Farrell/Wahyu Agung Prasetyo, Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi, Riska Anggraini/Salsabila Zahra Aulia hingga ditutup Darren Aurelius/Bernadine Anindya Wardana, dengan skor 110-58.
Ubed -sapaan Moh. Zaki Ubaidillah- pun mengungkapkan perasaannya setelah debut menggunakan sistem relay poin. Dia merasa cukup aneh karena permainan menjadi terasa begitu cepat.
Dalam sistem perhitungan relay point di Piala Suhandinata 2024, permainan memang menjadi lebih singkat. Pasalnya, para pemain hanya bermain 11 poin saja sehingga terasa begitu cepat.
"Tadi memang masih penyesuaian dengan lapangan, ada kaget juga tapi saya akhirnya bisa menemukan ritmenya. Merasa cukup aneh karena terbiasa main poin 21 tapi sekarang 11 saja jadi terasa begitu cepat," kata Ubed dikutip dari rilis PBSI, Senin (30/9/2024).
Hal senada juga terlontar dari mulut Mutiara. Sang kapten pun merasakan keanehan yang sama dengan durasi permainan yang menjadi singkat karena hanya butuh 11 poin saja untuk menang.
"Alhamdulillah kami mendapat kemenangan di pertandingan pertama. Saya dan teman-teman diberikan kelancaran. Cukup aneh jadi berasa lumayan cepat bermainnya," ujar Mutiara.
Tak hanya para pemain tunggal saja, perasaan aneh juga dirasakan pemain ganda campuran, Bernadine Anindya Wardana. Sebab, biasanya dia baru merasa mulai menikmati permainan di angka 11, tetapi ini justru sudah menyelesaikannya.
"Tegang pasti ada karena ini pertandingan pertama tapi kami coba tampil tenang, poin juga sudah jauh jadi kami tinggal menjaga saja. Cepat memang dan itu sedikit membuat kaget, belum terbiasa. Biasanya 11 baru panas, sekarang sudah selesai," jelas Bernadine.