Ribuan Warga Sumbermanjing Wetan Malang Berjuang Melawan Kekeringan

Ribuan Warga Sumbermanjing Wetan Malang Berjuang Melawan Kekeringan

Terkini | malang.inews.id | Senin, 7 Oktober 2024 - 16:50
share

KABUPATEN MALANG, iNews.id - Kekeringan yang melanda Kabupaten Malang masih menjadi isu serius. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan bahwa tiga kecamatan, termasuk Kecamatan Sumbermanjing Wetan, terus memerlukan bantuan air bersih akibat kekeringan yang berkepanjangan.

 

Kecamatan Sumbermanjing Wetan tercatat sebagai daerah yang paling parah terdampak, dengan empat desa mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Di Desa Sumberagung, misalnya, warga di dua RW harus berjuang keras memenuhi kebutuhan harian mereka karena sumber mata air yang biasa digunakan telah mengering, sementara sumur yang ada menghasilkan air keruh.

 

Kepala Desa Sumberagung, Muzayid, menjelaskan, kekeringan telah dirasakan warganya sejak Agustus 2024. Namun, bantuan air bersih baru mulai dikirim pada bulan September, setelah status darurat ditetapkan.

 

“Kami sudah mengajukan permohonan bantuan sejak Agustus, tetapi baru dipenuhi bulan lalu. Pendistribusian air bersih berlangsung sejak awal September,” ungkap Muzayid saat ditemui di kantornya, Senin (7/10/2024).

 

 

Dari 441 Kepala Keluarga atau sekitar 1.352 jiwa yang terdampak, bantuan yang diterima berupa air bersih, tandon portabel, dan jerigen. Muzayid menjelaskan, setiap tanki berisi 5.000 liter air dibagi untuk 2 hingga 3 tandon portabel, yang kemudian diambil warga menggunakan jerigen.

 

“Setiap hari, kami mendistribusikan sekitar 20 ribu liter air. Namun, karena banyaknya titik yang mengalami kekeringan, warga harus bergiliran untuk mendapatkan bantuan,” tambahnya.

 

Salah satu warga, Ayu (24), menceritakan betapa sulitnya mencari air bersih. Ia harus cepat mengambil air saat pendistribusian berlangsung, sering kali mengangkat jerigen berisi 15 liter sejauh 30 meter.

 

“Kalau nunggu suami, pasti tidak kebagian. Air datangnya tidak tentu, kadang pagi, kadang siang. Saya harus siap-siap agar tidak ketinggalan,” jelas Ayu, sambil mengisi jerigen.

 

Ayu menambahkan, sejak sebulan terakhir, sumurnya mengering, dan ia mengandalkan bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. “Semua harus diatur, dan kami harus berbagi dengan tetangga,” ujarnya.

 

Hal senada disampaikan Matsun (58), seorang petani yang juga merasakan dampak kekeringan. Ia memanfaatkan waktu istirahat dari ladang untuk mengambil air bantuan.

 

“Kalau tidak begitu, saya tidak kebagian. Setelah ambil air, saya langsung kembali ke ladang,” ungkap Matsun, sembari terus mengisi jerigen.

 

Masyarakat Sumbermanjing Wetan berharap perhatian dan bantuan lebih lanjut dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Topik Menarik