Hilang 5 Bulan, Tengkorak Diduga Aditya Dharma Mahasiswa ULM Ditemukan di Hutan Kapuas

Hilang 5 Bulan, Tengkorak Diduga Aditya Dharma Mahasiswa ULM Ditemukan di Hutan Kapuas

Terkini | inews | Senin, 14 Oktober 2024 - 12:14
share

JAKARTA, iNews.id - Penemuan tengkorak manusia dalam hutan menggegerkan warga Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng). Mayat tersebut diduga merupakan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang hilang sejak Mei 2024 atau 5 bulan lalu.

Informasi yang diperoleh, tengkorak manusia pertama kali ditemukan warga yang sedang merintis jalan di wilayah hutan penghijauan PT Asmin di Desa Sei Ahas, Sabtu (12/10/2024) pagi. Kondisinya mayat sudah menjadi tengkorak dengan posisi terletang lengkap dengan pakaian baju serta celana.

Kapolsek Mentangai AKP Untung Basuki yang dikonfirmasi terkait penemuan mayat ini mengaku masih menyelidikinya.

“Kami masih di hutan menuju arah TKP (tempat kejadian perkara),” ujarnya dikutip dari Antara, Senin (14/10/2024).

Kabar ini ramai dibicarakan di media sosial. Banyak yang menduga tengkorak manusia mahasiswa ULM Banjarmasin bernama Aditya Dharma Santosa yang hilang sejak lima bulan lalu, tepatnya pada Kamis (2/5/2024).

Saat ditemukan sesosok tengkorak manusia itu masih mengenakan baju warna merah dan celana jeans yang mirip dikenakan korban Aditya saat dilaporkan hilang dalam hutan. Hal itu diperkuat juga dengan adanya sejumlah barang yang ditemukan di sekitar lokasi yang sama persis dengan milik mahasiswa ULM tersebut.

"Buat yang belum tau, alm ini nama lengkapnya Aditya Darma Santoso, Anak Fakultas Kehutanan Unlam. Dia sama temen-temannya lagi ada tugas “Geotagging”. Makanya menyusur kedalam hutan dan berpencar. Semoga diberi ketabahan buat keluarga dan rekan yang ditinggalkan. Al-Fatihah," tulis @perfect.o_ di laman Instagram.

Sebelumnya, mahasiswa ULM Banjarmasin bernama Aditya Dharma Santosa hilang usai melakukan kegiatan geotagging di Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai bersama-sama dengan rekannya pada 2 Mei 2024. Geotagging merupakan proses menambahkan informasi geografis ke dalam media digital seperti foto, video, situs web, pesan teks dan kode QR. Informasi geografis tersebut berupa koordinat lintang dan bujur, nama tempat dan tautan ke informasi tambahan.

Saat korban hilang pada Mei lalu, upaya pencarian sudah dilakukan petugas gabungan baik dari Basarnas Palangka Raya, BPBD Kapuas, TNI/ Polri, relawan dan masyarakat setempat namun tidak membuahkan hasil.

"Jumat kemarin, info masuk terkait hilangnya seorang Mahasiswa ULM Banjarmasin (warga Bati-Bati, Tanah Laut, Kalsel) saat melakukan Geotagging di Desa Sei. Ahas, Kec. Mantangai, Kab. Kapuas, Kalimantan Tengah Hingga saat ini upaya pencarian masih terus dilakukan," tulis akun X @txtdarikalsel pada Mei silam.

Topik Menarik