Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Siapa Calon Penggantinya?
KAIRO, iNews.id - Hamas diperkirakan akan mengganti Yahya Sinwar dengan pemimpin baru yang bermarkas di luar Gaza. Sementara saudara Yahya, Mohammad Sinwar, diperkirakan akan mengambil peran yang lebih besar dalam mengarahkan perang melawan Israel di wilayah tersebut, menurut para ahli.
Yahya Sinwar diketahui tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel pada hari Rabu. Ini kedua kalinya dalam waktu kurang dari tiga bulan Hamas kehilangan pemimpin utamanya.
Pimpinan sebelumnya, Ismail Haniyeh, dibunuh di Iran pada bulan Juli yang kemungkinan besar dilakukan oleh Israel. Ketika Sinwar menggantikannya, dia mampu menyatukan kepemimpinan militer dan politik di Gaza, tetapi hal itu tampaknya tidak mungkin terjadi kali ini.
Melansir Reuters, Hamas disebut harus mempertimbangkan preferensi lain di luar pendukung utamanya, Iran, dalam memilih pemimpin selanjutnya.
Hamas memiliki sejarah mengganti pemimpinnya yang tumbang dengan cepat dan efisien, di mana badan pembuat keputusan utamanya, Dewan Syura bertugas menunjuk pemimpin baru.
Dewan Syura mewakili semua anggota Hamas di Jalur Gaza, Tepi Barat, penjara-penjara Israel dan diaspora Palestina. Nantinya, pemimpin baru Hamas harus memiliki wewenang untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata bahkan jika dia tidak berada di Gaza.
Wakil Sinwar, Khalil Al-Hayya, yang dipandang sebagai calon penggantinya, menyampaikan menegaskan bahwa sandera Israel tidak akan dikembalikan sampai pasukan Israel mundur dari Gaza dan perang berakhir.
Selain Hayya, yang merupakan kepala negosiator Hamas, tokoh yang berpeluang memimpin Hamas adalah Khaled Meshaal, pendahulu Haniyeh, serta Mohammad Darwish, yang mengepalai Dewan Syura, menurut para analis dan sumber Hamas.
Pakar urusan Palestina, Ashraf Abouelhoul memperkirakan tanggung jawab pengganti Sinwar akan dibagi menjadi dua peran, mengawasi urusan militer dan menjalankan kantor politik yang bertanggung jawab atas kontak internasional dan membentuk kebijakan.
"Iran adalah sekutu terkuat Hamas, yang mendukung kelompok tersebut dengan uang dan senjata, dan restu mereka adalah kunci bagi siapa yang akan menjadi penerus Sinwar," ucap Abouelhoul.
Abouelhoul berharap Hamas akan tetap berpegang pada tuntutan inti dalam perundingan gencatan senjata di masa mendatang, terutama agar pasukan Israel mundur dari Gaza dan menghentikan perang.
Namun, Hamas dapat menunjukkan fleksibilitas lebih pada sejumlah persyaratan, seperti perincian kesepakatan apa pun yang menukar sandera Israel dengan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.