Kebijakan Pemerintahan Prabowo Diharap Pro Bisnis Pasar Modal
JAKARTA - Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik hari ini. Investor pun berharap kebijakan di pemerintahan Prabowo-Gibran mampu meningkatkan aktivitas di pasar modal Indonesia.
Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Vinko Satrio Pekerti menyampaikan, pelaku industri dan pengamat pasar berharap pemerintahan baru akan mampu menghadirkan kebijakan pro-bisnis yang dapat mendorong ekspansi perusahaan melalui berbagai instrumen pasar modal, seperti penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), penerbitan obligasi, sukuk, hingga Medium Term Notes (MTN).
“Kami memandang bahwa kemungkinan akan ada peningkatan penerbitan obligasi korporasi untuk pembiayaan proyek jangka panjang, seiring dengan proyek-proyek infrastruktur nasional yang masih akan berlanjut,” kata Vinko, Minggu (20/10/2024).
Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan berada dalam pipeline IPO. Sementara sampai dengan 11 Oktober 2024 telah tercatat 36 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp5,42 triliun. Jumlah tersebut tergolong lebih kecil dibandingkan realisasi IPO tahun 2023 lalu sebanyak 79 perusahaan.
Vinko mengatakan, turunnya jumlah IPO menjadi tanda perekonomian nasional yang disinyalir kurang baik dibandingkan tahun lalu. Secara teori, lanjut Vinko, pasar saham merupakan leading indicator dari perekonomian riil. Sehingga fenomena jumlah IPO di pasar saham juga dapat menjadi sinyal representasi pertumbuhan industri nasional.
“Perlambatan jumlah IPO pada tahun ini juga bisa menjadi sinyal wait and see dari para calon emiten masih menunggu arah kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru,” imbuh Vinko.
<div class="vicon"><iframe width="100" height="400" src="https://video.okezone.com/embed/MjAyNC8xMC8yMC8xLzE4NjIwMC8zL3lVNVFHcW1ReUJN" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>