Diusir hingga Dimasukkan ke Kandang Hewan, Kisah Perjuangan Mualaf Desima
INILAH kisah perjuangan mualaf Desima Christina asal Sumatera Utara. Lahir sebagai non-Muslim, ia termasuk umat yang taat. Bahkan, pemuka agama mengatakan bahwa dirinya sangat pintar dan berpotensi bisa menyembuhkan orang.
Desima sejak kecil mengeyam pendidikan di sekolah non-Muslim di Bekasi. Keyakinannya mulai goyah ketika duduk di sekolah menengah pertama (SMP).
Ia mulai tertarik dengan ajaran agama Islam ketika berada di kelas IX SMP. Ini karena hal yang dinilai cukup sederhana.
"Mulai tertarik Islam ketika SMP kelas IX waktu itu karena saya melihat orang Islam baik. Teman saya baik, ketika di-bully sama kita-kita, dia tetap baik. Saya penasaran di situ," kata Desima dalam tayangan di kanal YouTube Kisah Hijrahku.
Tidak membutuhkan waktu lama, ia pun mantap mengucapkan dua kalimat syahadat dibantu ayah temannya yang merupakan ustadz.
"(Umur) 15 tahun itu. SMP bersyahadat sama teman saya itu dan tidak disaksikan oleh siapa-siapa, kecuali teman saya itu," ujar Desima.
Namun kala itu ia tidak langsung mengaku ke orangtuanya karena takut diusir. Sehingga, dirinya menjalankan dua agama, sholat dan ibadah ke rumah keagamaannya dulu.
Sampai puncaknya saat duduk di kelas XI SMA, Desima ketahuan masuk Islam oleh sang adik. "Dari kelas IX SMP sampai kelas XI SMA itu bermuka dua, Islam juga non-Muslim juga. Cuma saya tidak mau makan babi. Nah, itu diketahui sama adik saya," jelas Desima.
"Jadi adik saya itu kalau saya sholat malam-malam dia ngintip, dia ngadu kan. Akhirnya puncaknya kan dia ngomong: 'Si Desima enggak mau makan daging babi lagi gara-gara dia udah Islam mak'," ujarnya menirukan perkataan sang adik.