Khofifah: Penetapan Hari Santri Nasional, Langkah Strategis Menuju Indonesia Emas
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.idCalon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa santri di Jawa Timur akan menjadi garda terdepan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri acara Muslimat di Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, pada Rabu (23/10).
Khofifah mengatakan, peran santri semakin krusial berkat adanya Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Gubernur (Pergub) mengenai santri.
"Santri-santri Jawa Timur insya Allah paling siap menjemput rezeki Indonesia Emas 2045," kata khofifah di Desa Jemundo Taman Sidoarjo, Rabu (23/10/2024).
Khofifah menjelaskan, setelah penetapan Hari Santri Nasional, Jawa Timur menjadi provinsi pertama yang mengeluarkan Perda tentang Pesantren. Hal ini diharapkan dapat memajukan sumber daya manusia, khususnya santri, melalui program beasiswa untuk pendidikan S1, S2, hingga S3.
"Program ini juga mencakup guru madrasah diniyah dan terus berkembang di bawah pada saat saya menjadi Gubernur Jawa Timur," jelas Khofifah.
Khofifah menambahkan, inisiatif beasiswa untuk santri sudah ada sejak era Gubernur Soekarwo, namun kini lebih diperluas untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Insya Allah perannya (santri) akan lebih besar, lebih kuat, dan lebih membumi," tegas Khofifah. Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengungkapkan bahwa ia adalah salah satu orang pertama yang memberikan masukan kepada Presiden Jokowi mengenai penetapan Hari Santri. Bersama Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj.
Kemudian menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, bertepatan dengan dikeluarkannya Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy'ari pada tahun 1945, yang mengajak masyarakat untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
"Dengan berbagai langkah strategis ini, kami optimis bahwa santri Jawa Timur akan memainkan peran penting dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik," tandas Khofifah.