Unik dan Kreatif, Siswa SMPN 27 Semarang Pentaskan Kolaborasi Wayang Kulit dan Orang
SEMARANG, iNewsSemarang.id Para siswa SMP Negeri 27 Semarang kembali menujukkan kreatifitasnya. Kali ini, mereka menggelar pementasan kolaborasi wayang kulit dan wayang orang.
Adalah siswa kelas 9A yang tampil perdana dalam program kegiatan Rabu Mandiri dimana seluruh siswa diberi kesempatan untuk menampilkan kompetensinya.
Tampil di halaman SMPN 27 pada Rabu (23/10), para siswa ternyata antusias dan kompak menampilkan perannya dalam pementasan wayang kulit dan orang berjudul Bedah Ngalengko.
Marsini, Wali Kelas 9A mengatakan siswanya mendapat giliran Rabu Mandiri untuk tampil pertama kalinya unjuk kreativitasnya. Ya akhirya yang nari cewek, untuk cowoknya main wayang.
Satu orang satu wayang kulit, 8 parogo (tokoh), sebut Marsini ditemui di ruang kepala SMPN 27 Semarang, Kamis (24/10).
Dia menjelaskan, pementasan wayang tersebut menggambarkan tentang kesetiaan Shinta dan Rama, yang menekankan pengendalian diri jangan seperti rahwana, orang jangan serakah.
Pelajaran yang didapat adalah kesetiaan di keluarga dan pengendalian diri, bertanggungjawab sebagai duta/utusan. Dan pesannya bahwa budaya langka yang perlu kita pahami kita ketahui karena anak-anak sekarang sudah asing dengan wayang. Ketika lihat wayang seperti barang asing padahal budaya Jawa budaya kita, ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala SMP Negeri 27 Rini Rusmiasih mengatakan, SMP Negeri 27 Semarang mendapat kesempatan dan kepercayaan dari Inspektorat Kota Semarang untuk menjadi piloting SJSS (sekolah jujur sekolah saya) yang mana harus mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi di sekolah.
Jadi kami membuat program yang mana program tersebut memulai membangun ekosistem antikorupsi di lingkungan sekolah, program-programnya di antaranya hari Senin nasionalis, Selasa literasi, Rabu mandiri, Kamis integritas dan religi, Jumat Gaspak (gerakan ambil sampah pasti aku keren), jelasnya.
Menurutnya, untuk kebiasaan yang dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat pasti ada nilai-nilai karakter yang ditanamkan. Intinya kita membangun karakter siswa sebagai masyarakat di lingkungan sekolah supaya membangun ke arah profil pelajar Pancasila juga membangu SJSS diantaranya 9 nilai antikorupsi yaitu jujur, mandiri, tanggungjawab, berani, sederhana, disiplin, adil dan kerja keras, sebutnya.
Menurut Rini, 9 nilai antikorupsi yang ditanamkan kepada anak sejak dini dengan melalui pembiasaan-pembisiaan. Sepeti Senin nasionalis melalui kegiatan upacara berlatih untuk disiplin, tanggungjawab, mandiri.
Kemudian Selasa literasi membangun budaya literasi sekolah supaya anak-anak menjadi generasi literat. Karena selama ini budaya membaca itu masih kurang jadi mengupayakan untuk membangun budaya literat ini dengan selasa literasi, memberikan kesempatan pada anak-anak untuk menceritakan kembali apa yang sudah dibaca.
Setiap senin sampi jumat tiap pagi pukul 06.50 semua anak dibariskan di lapangan kemudian agendanya hormat bendera, berdoa..di sini ada tertib tanggungjawab, disiplin waktu dan sebagainya, kata Rini.
Dia menambahkan, pada Selasa anak-anak yang maju untuk siap didengarkan oleh seluruh peserta dari kelas 7,8.9 dan guru, kemudian Rabu mandiri memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk menampilkan kompetensinya hobinya, kegiatan dia pandai menari, menyanyi.
Sedangkan Kamis integritas melatih kejujuran, cerita tentang kepahlawanan tokoh-tokoh unggul dalam bidang misalkan kesederhanaan seorang tokoh atau tanggung jawab atau kepribadian tokoh-tokoh supaya anak lebih mengenal, ujarnya.
Untuk Kamis religi menampilkan anak-anak yang muslim ada tausiyah, bermain rebana. Jumat Saspak budayakan peduli kebersihan lingkungan.
Harapannya ke depan supaya tertanam dalam diri anak terbangun nilai-nilai antikorupsi yang utama dipentingkan kejujuran, membangun karakter anak tak hanya berprestasi di bidang akademik tapi juga karakter yang khusus, katanya.