Garuda Muda Raih Kemenangan Dramatis 1-0 atas Kuwait di Kualifikasi Piala Asia U-17 2025
Terkini | okezone | Jum'at, 25 Oktober 2024 - 11:29
JAKARTA- Hari ini, fenomena gerhana matahari cincin (GMC) akan melintas di sebagian wilayah Indonesia. Bagi Anda yang akan menikmati fenomena alam ini, bersiaplah membawa sunglassesatau teropong untuk melihat GMC yang akan terjadi pada sore nanti.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) merilis, jalur lintasan gerhana matahari cincin dimulai dari Samudera Hindia sekitar selatan perairan benua Afrika pada pukul 06.06 GMT atau 13.06 WIB. Kemudian menelusuri Samudera Hindia, daratan Sumatera bagian Selatan, Jawa paling barat, Kalimantan Barat-Tengah-Timur, sebagian provinsi Gorontalo sebelum berakhir di perairan Selatan Mindanao, Filipina pada pukul 09.52 GMT atau 16.52 WIB, atau 17.52 WITA.
Wilayah Indonesia yang pertama kali kontak dengan sentral gerhana adalah Pulau Enggano. Puncak gerhana saat bayang-bayang bulan akan menutupi 92,82 persen permukaan matahari terjadi pada pukul 08.00 GMT atau sekira pukul 15.00 WIB, dengan lokasi berada di tengah Samudera Hindia.
Secara umum GMC kali ini akan terjadi pada sepanjang 14.500 km dengan lebar jalur bayang-bayang bulan yang menutupi sinar matahari selebar 280 km atau melewati 0,9 persen luas seluruh permukaan bumi dengan lama gerhana 3 jam 46 menit.
Bagi yang ingin menikmati gerhana matahari cincin, dapat mencari tempat terbaik yaitu tempat yang dilewati gerhana matahari cincin secara sentral.
Di Sumatera, gerhana dapat dinikmati di Pulau Enggano, Bandar Lampung, Pringsewu, Kota Bumi, Tanjung Karang, Gunungsugih, Batu Raja, Kalianda, Bakauheni, Gunung Krakatau, dan Pulau Belitung.
Di Jawa, gerhana matahari dapat dilihat di Merak dan Serang, Banten. Di Kalimantan, masyarakat Pangkalanbun, Palangkaraya, Muarateweh, Tanjungredep, Batuputih, Samarinda, dan Bontang juga dapat menikmati fenomena alam yang unik ini.
Sementara di Sulawesi, warga Tolitoli dan Ogatua juga beruntung dapat menikmati fenomena tersebut. "Tempat-tempat lain di Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke bisa melihat kejadian ini, walaupun hanya melihat gerhana sebagian saja, tidak persis seperti pada kota-kota yang dilintasi secara sentral tersebut," demikian ungkap petugas BMG.
Masyarakat yang hendak melihat gerhana tidak boleh langsung menatap matahari, karena dapat merusak penglihatan. Oleh karenanya, harus menggunakan peralatan pengaman seperti kamera berfilter atau peralatan lainnya, seperti film negatif beberapa lapis, film dalam disket, dan kaca mata las.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) merilis, jalur lintasan gerhana matahari cincin dimulai dari Samudera Hindia sekitar selatan perairan benua Afrika pada pukul 06.06 GMT atau 13.06 WIB. Kemudian menelusuri Samudera Hindia, daratan Sumatera bagian Selatan, Jawa paling barat, Kalimantan Barat-Tengah-Timur, sebagian provinsi Gorontalo sebelum berakhir di perairan Selatan Mindanao, Filipina pada pukul 09.52 GMT atau 16.52 WIB, atau 17.52 WITA.
Wilayah Indonesia yang pertama kali kontak dengan sentral gerhana adalah Pulau Enggano. Puncak gerhana saat bayang-bayang bulan akan menutupi 92,82 persen permukaan matahari terjadi pada pukul 08.00 GMT atau sekira pukul 15.00 WIB, dengan lokasi berada di tengah Samudera Hindia.
Secara umum GMC kali ini akan terjadi pada sepanjang 14.500 km dengan lebar jalur bayang-bayang bulan yang menutupi sinar matahari selebar 280 km atau melewati 0,9 persen luas seluruh permukaan bumi dengan lama gerhana 3 jam 46 menit.
Bagi yang ingin menikmati gerhana matahari cincin, dapat mencari tempat terbaik yaitu tempat yang dilewati gerhana matahari cincin secara sentral.
Di Sumatera, gerhana dapat dinikmati di Pulau Enggano, Bandar Lampung, Pringsewu, Kota Bumi, Tanjung Karang, Gunungsugih, Batu Raja, Kalianda, Bakauheni, Gunung Krakatau, dan Pulau Belitung.
Di Jawa, gerhana matahari dapat dilihat di Merak dan Serang, Banten. Di Kalimantan, masyarakat Pangkalanbun, Palangkaraya, Muarateweh, Tanjungredep, Batuputih, Samarinda, dan Bontang juga dapat menikmati fenomena alam yang unik ini.
Sementara di Sulawesi, warga Tolitoli dan Ogatua juga beruntung dapat menikmati fenomena tersebut. "Tempat-tempat lain di Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke bisa melihat kejadian ini, walaupun hanya melihat gerhana sebagian saja, tidak persis seperti pada kota-kota yang dilintasi secara sentral tersebut," demikian ungkap petugas BMG.
Masyarakat yang hendak melihat gerhana tidak boleh langsung menatap matahari, karena dapat merusak penglihatan. Oleh karenanya, harus menggunakan peralatan pengaman seperti kamera berfilter atau peralatan lainnya, seperti film negatif beberapa lapis, film dalam disket, dan kaca mata las.