Cerita Pekerja Migran Indonesia di Riyadh, Dongkrak Ekonomi Keluarga hingga Dapat Jodoh
RIYADH, iNews.id - Para pekerja migran Indonesia (PMI) mengaku nyaman dan aman selama bekerja di Kota Riyadh, Arab Saudi. Sebagian besar para PMI ini bekerja di sektor non-formal yakni sebagai asisten rumah tangga (ART) dan sopir.
Meski demikian, mereka mampu menghidupi keluarga di kampung halaman dari hasil jerih payah dan kerja kerasnya di ibu kota Arab Saudi tersebut. Tak sedikit dari WNI yang bekerja di Kota Riyadh bertemu jodoh.
Seperti dialami Sutriyanti atau akrab disapa Yara ini. PMI asal Sumbawa, NTB itu mengaku sudah 17 tahun bekerja di Riyadh sebagai ART.
"Saya pertama kali datang ke Riyadh pada 2007. Memang awalnya tidak betah, suka nangis. Kendala lainnya bahasa," kata Yara ditemui di Festival Riyadh Season 2024 di Suwaidi Park, Kota Riyadh, Senin (28/10/2024).
Meski menghadapi berbagai kendala, Yara tetap menjalani pekerjaannya dengan penuh kesabaran. "Kuncinya sabar dan tahan banting," ucapnya.
Dari hasil kerja kerasnya itu, Yara mengaku bisa membantu ekonomi keluarganya di kampung halaman.
"Memang faktor utama kerja di sini (Arab Saudi) itu ya ekonomi. Alhamdulillah, bisa naikkan ekonomi keluarga dan bantu sekolahin anak-anak saudara," katanya.
Tak hanya itu, Yara juga menemukan jodohnya di Kota Riyadh. Dia menikah dengan Agus, warga Palabuhanratu, Sukabumi.
"Alhamdulillah, dapat jodoh di sini orang Sukabumi. Suami saya ini sopir," ucapnya.
Hal senada diungkapkan Mutiah Sahlan Basir. Dia sudah 20 tahun bekerja sebagai ART dan merasa nyaman berada di Kota Riyadh.
"Awalnya di Saudi tidak betah. Terus pulang ke Indonesia. Setelah itu, kerja lagi ke Arab Saudi kali ini di Riyadh. Suasananya enak, aman, nyaman. Awal tiga bulan tidak bisa bahasa Arab. Belajar bahasa Arab dari sopir kebetulan orang Indonesia," katanya.
Pekerja migran Indonesia lainnya Hendra menuturkan, sangat kerasan bekerja dan tinggal di Kota Riyadh.
"Saya sudah 20 tahun kerja di Riyadh. Awalnya kerja di perumahan 3 tahun terus pindah di sekolahan 6 tahun. Skrng di sekolahan lagi sudah 10 tahun. Orang Saudi baik-baik. Makanannya juga enak," katanya.