Menilik Sejarah Inkatsu Pordibya, Bela Diri yang Didirikan pada 1966!

Menilik Sejarah Inkatsu Pordibya, Bela Diri yang Didirikan pada 1966!

Terkini | okezone | Minggu, 1 Desember 2024 - 07:44
share

MENILIK sejarah Inkatsu Pordibya menarik diulas. Bela diri ini diketahui berdiri pada 1966. Inkatsu Pordibya didirikan di lingkungan TNI Angkatan Laut (TNI AL) dengan nama awal Bela Diri Pordibya oleh pendiri sekaligus Guru Besar Bela Diri Pordibya, Drs Soetjipto Pramono.

Drs Soetjipto Pramono adalah anggota TNI AL yang ditugaskan oleh atasannya mencari bentuk olahraga bela diri untuk membina fisik dan mental anggota TNI AL. Pordibya mempunyai ciri khas berupa penggabungan teknik dan gaya silat, yudo, karate dan jujitsu.

Tahun 1967, Pordibya diperkenalkan kepada masyarakat. Untuk pertama kalinya, digelar latihan untuk umum di kompleks Perumahan Militer Angkatan Darat Jenderal Urip Sumoharjo di Jakarta. Pada tahun itu juga, Pordibya terdaftar di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Kemudian, pada 1968, Perguruan Bela Diri Pordibya diresmikan bersamaan dengan pelantikan Angkatan Pertama Pordibya oleh Wakil Direktorat Palad di Gedung Direktorat Palad. Setahun kemudian Perguruan Bela Diri Pordibya mengikuti kegiatan demonstrasi ketangkasan bersama tim Karate dari Jepang di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Berlanjut pada November 1970, Pordibya menjadi organisasi berbadan hukum dan terdaftar dengan nama Institut Pengembang dan Penyebar Olahraga Dibya Indonesia, disingkat Institut Pordibya yang berkedudukan di Jakarta.

Pada Desember 1970, Pordibya menggelar ujian kenaikan tingkat, dengan tim penguji Karate, Prof. Teuku M.A. Shahriar Machjudin Msc. dari International Black Panther Karate Unit, A. Rachman Kadir BA. dari Shotokan Karate (PORKI), Mayor Laut Martias Darwis dari Perwira Pembina Jasmani Tentara dan Drs. Soetjipto Pramono, selaku Ketua Dewan Guru Pordibya.

Melanjutkan kiprahnya di tengah masyarakat, pada Juni 1971, Pordibya tampil di hadapan Danjen dan Wadanjen AKABRI di Mako AKABRI di Jakarta. Selama kurun waktu 3 tahun itu Pordibya berkembang hampir di seluruh wilayah Jakarta.

Pada 1971, Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) meminta Pordibya menjadi anggota. Namun, saat itu Pordibya belum bersedia masuk menjadi anggota IPSI.

Meskipun Pordibya tidak menjadi anggota IPSI, Drs Soetjipto Pramono, pendiri dan Ketua Dewan Guru/Guru Besar Pordibya menyetujui permintaan IPSI untuk duduk di Komisi Teknik IPSI Komda DKI Jaya dan Komisi Teknik PB IPSI.

Peran Pordibya di dalam perjalanan sejarah Karate di Indonesia ditorehkan pada 1972. Kala itu, Drs Soetjipto Pramono bersama 24 Ketua Perguruan Karate di Indonesia menandatangani ikrar kebulatan tekad mendirikan Federasi Olahraga Karate Do Indonesia (Forki).

Pada tahun-tahun setelah itu, Pordibya berkembang pesat di seluruh wilayah Indonesia. Lalu, pada 1973, berdiri kepengurusan daerah di Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat dan Riau.

Namun kemudian Pordibya vakum dari kegiatan sejak 1975 setelah Ketua Dewan Guru Drs Soetjipto Pramono non aktif karena harus menjalankan penugasan militer. Ia aktif kembali sebagai Ketua Dewan Guru pada 1986. Namun, pada tahun itu, hanya tersisa Pengurus Daerah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Topik Menarik