Tafsir Surat Ali Imran Ayat 26 yang Dibaca Gus Miftah saat Mundur dari Jabatan Utusan Khusus

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 26 yang Dibaca Gus Miftah saat Mundur dari Jabatan Utusan Khusus

Terkini | sindonews | Jum'at, 6 Desember 2024 - 16:33
share

Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah akhirnya menyatakan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di tengah hujatan deras atas dirinya. Ini menjadi salah satu buah dari kelakuan Gus Miftah karena menghina penjual es teh saat pengajian di Magelang, Jawa Tengah.

Dalam konferensi pers, Gus Miftah mengawalinya dengan mengutip ayat 26 Surat Ali Imran. "Izinkan saya mengawali ini dengan mengutip ayat 26 dalam surat Ali Imran ," katanya.

"Katakanlah Nabi Muhammad, wahai Allah, pemilik kekuasaan, Engkau beri kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tanganmu lah segala kebajikan, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu," kata Gus Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji Dusun Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (6/12/2024).

Dalam Surat Ali Imran ayat 26 itu Allah berfirman:

[arabOpen] [arabClose] Qulil laahumma Maalikal Mulki tu'til mulka man tashaaa'u wa tanzi'ulmulka mimman tashhaaa'u wa tu'izzu man tashaaa'u wa tuzillu man tashaaa'u biyadikal khairu innaka 'alaa kulli shai'in Qadiir

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan: " Engkaulah Yang memberi dan Engkaulah Yang mencegah. Semua apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi, dan semua yang tidak Engkau kehendaki pasti tidak akan terjadi ."

Di dalam ayat ini terkandung isyarat dan bimbingan yang menganjurkan untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, ditujukan kepada Rasul-Nya dan umatnya. Karena Allah SWT mengalihkan kenabian dari kaum Bani Israil kepada nabi dari kalangan bangsa Arab, yaitu dari keturunan kabilah Quraisy yang ummi dari Makkah sebagai penutup semua nabi, serta sebagai utusan Allah kepada segenap manusia dan jin.

Allah SWT telah menghimpun di dalam dirinya semua kebaikan yang ada sebelumnya, dan menganugerahkan kepadanya beberapa kekhususan yang belum pernah Allah berikan kepada seorang pun dari kalangan para nabi dan para rasul sebelumnya.

"Yang dimaksud adalah dalam hal pengetahuannya tentang Allah dan syariat yang diturunkan kepadanya, pengetahuannya tentang hal-hal yang gaib di masa lampau dan masa mendatang," tutur Ibnu Katsir.

Allah telah memperlihatkan kepadanya banyak hakikat akhirat, umatnya menyebar ke segenap pelosok dunia dari Timur sampai ke Barat, dan agama serta syariatnya ditampakkan di atas semua agama dan syariat yang lain.

Semoga Allah melimpahkan selawat dan salam kepadanya untuk selama-lamanya sampai hari pembalasan, selama malam dan siang hari masih silih berganti.

Karena itulah Allah SWT mengatakan dalam firman-Nya: " Katakanlah, Wahai Tuhan Yang mempunyai kekuasaan ." (Ali Imran: 26), hingga akhir ayat. Yakni Engkaulah Yang mengatur makhluk-Mu, Yang Maha Melakukan semua apa yang Engkau kehendaki.

Sebagaimana Allah menyanggah orang-orang yang mengakui dirinya dapat mengatur urusan Allah, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

[arabOpen] [arabClose]" Dan mereka berkata, Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang pembesar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Taif) ini? "( Az-Zukhruf : 31)

Allah berfirman, menyanggah ucapan mereka itu, melalui ayat berikut: "Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?" (Az-Zukhruf: 32), hingga akhir ayat.

Dengan kata lain, Ibnu Katsir melanjutkan, Kamilah yang ber-tasarruf ( tasarruf adalah setiap perilaku yang melahirkan hak dan kewajiban dengan landasan syara) dalam semua ciptaan Kami menurut apa yang Kami kehendaki, tanpa ada seorang pun yang bisa mencegah atau menolak Kami, dan bagi Kamilah hikmah yang sempurna serta hujah(alasan) yang benar dalam hal tersebut.

Demikianlah Allah menganugerahkan kenabian kepada siapa yang dikehendaki-Nya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:

Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan . ( QS Al-An'am : 124)

Allah SWT berfirman: Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain . ( QS Al-Isra : 21), hingga akhir ayat.

Al-Hafidzh ibnu Asakir meriwayatkan di dalam riwayat hidup Ishaq ibnu Ahmad bagian dari kitab tarikh tentang Khalifah Al-Mamun, bahwa ia pernah melihat pada salah satu istana di negeri Romawi suatu tulisan memakai bahasa Himyariyah.

Ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, ternyata artinya seperti berikut: "Dengan nama Allah, tidak sekali-kali malam dan siang silih berganti, dan tidak pula bintang-bintang beredar pada garis edarnya, melainkan karena berpindahnya nikmat (karunia) dari suatu kekuasaan yang telah sirna kekuasaannya ke kekuasaan yang lain. Sedangkan kekuasaan Tuhan yang memiliki Arasy tetap abadi, tidak akan hilang dan tidak ada yang menyekutuinya."

Topik Menarik