Agung Laksono Klaim Terpilih sebagai Ketum PMI Periode 2024-2029, segera Lapor Kemenkum

Agung Laksono Klaim Terpilih sebagai Ketum PMI Periode 2024-2029, segera Lapor Kemenkum

Terkini | inews | Senin, 9 Desember 2024 - 17:06
share

JAKARTA, iNews.id - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengklaim dirinya telah terpilih menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) periode 2024-2029 melalui Musyawarah Nasional (Munas) yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Munas ini tandingan dari Munas yang menetapkan Jusuf Kalla (JK) sebagai Ketua Umum PMI.

"Iya betul (saya telah terpilih jadi Ketua PMI), kita ada Munas di Hotel Sultan," kata Agung, Senin (9/12/2024).

Agung mengklaim, proses munas yang digelar telah sesuai dengan ketentuan aturan di internal PMI. Penyelenggaraan munas itu didasari atas kekecewaan dari para pengurus PMI di bawah kepemimpinan JK.

Mantan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ini mengatakan, pascamunas dirinya akan mendaftarkan kepengurusan PMI 2024-2029 ke Kementerian Hukum (Kemenkum), besok Selasa (10/12/2024).

"Ya segera, secepatnya, secepatnya (daftar kepengurusan ke Kemenkum). Kalau perlu besok," kata Agung.

Politisi Partai Golkar itu pun menyerahkan sepenuhnya kepada Kemenkum terkait sah atau tidaknya kepengurusan PMI di bawah kepemimpinannya.

"Oh nanti dulu, kalau sah atau tidaknya kami serahkan ke pemerintah dalam hal ini Kemenkum," katanya.

Sementara Jusuf Kalla, petahana Ketua Umum PMI yang menjabat selama tiga periode telah melaporkan Agung Laksono ke polisi setelah mengklaim dirinya sebagai Ketum PMI periode 2024-2029. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI itu menyebut upaya Agung Laksono ilegal.

"Upaya Agung Laksono itu ilegal dan itu pengkhianatan. Kita sudah lapor ke polisi karena tindakan melawan hukum. PMI harus ada satu dalam satu negara, tidak boleh ada dua," kata JK usai terpilih kembali menjadi Ketua PMI dalam Munas ke-22 PMI, di Jakarta, Senin (9/12/2024).

JK juga menyinggung kebiasaan Agung yang selalu ingin memecah belah organisasi, seperti ketika di Partai Golkar dahulu.

Topik Menarik