Bahlil Soroti Biaya Tinggi Pilkada 2024: Kalau Dipertahankan, Mau Jadi Apa Demokrasi Ini?

Bahlil Soroti Biaya Tinggi Pilkada 2024: Kalau Dipertahankan, Mau Jadi Apa Demokrasi Ini?

Terkini | inews | Jum'at, 13 Desember 2024 - 07:02
share

JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadahalia menyoroti kontestasi Pilkada 2024. Pelaksanaan pilkada memakan biaya yang tinggi.

Bahlil menyebut tak hanya Partai Golkar yang merasakan hal ini. Biaya tinggi ini bukan hanya dirasakan pihak yang menang, tapi mereka yang kalah.

"Pemilukada baru selesai, banyak kenangan cerita dan tulisan dari lubuk hati maupun dari lubuk-lubuk yang lain. Hampir suaranya semuanya sama, kok pilkada cost-nya tinggi ya," ucap Bahlil, di Sentul International Convention Centre (SICC), Bogor, Kamis (12/12/2024).

Belum lagi masalah tingginya biaya, Bahlil menyinggung pihak-pihak yang kalah dalam pilkada justru saling menyalahkan satu dengan yang lain. Ada juga pihak-pihak yang merasa bersih dan kotor.

"Setelah pilkada sekarang mulai kita mengatakan saling menyalahkan antara satu dengan yang lain. Ada yang merasa bersih dan yang lain kotor. Ada merasa membawa institusi A ikut intervensi," ungkapnya.

Dia menyayangkan sikap-sikap tak legowo dari pihak-pihak yang kalah, padahal menurutnya seluruh warga negara merupakan anak bangsa. Dia lantas menyinggung semua partai yang memegang kekuasaan mengetahui persis ilmu-ilmu perpolitikan.

"Golkar berpandangan tidak untuk kita saling menyalahkan antara satu dengan yang lain. Kalau itu salah, salah kita semua dan kalau itu benar adalah benar kita semua," ucapnya.

"Hampir sebagian partai politik besar pernah mengalami kekuasaan, terutama Golkar. Partai yang lain juga pernah mengalami kekuasaan dan ilmunya ini sebenarnya sama-sama tahu, ini sama-sama tahu, cuma ada yang pergi ada yang baru," sambungnya.

Melihat hal ini, Bahlil menyinggung semangat reformasi yang telah diperjuangkan pada masa Orde Baru. Dia meminta masyarakat mempertanyakan apakah sistem politik yang ada benar-benar apa yang diharapkan saat reformasi silam.

"Dalam pandangan saya sebagai mantan aktivis yang ikut mempolopori reformasi. Pertanyaan yang muncul yang menggelitik di hati saya. Apakah demokrasi seperti ini yang kita inginkan? Saya mau tanya apa apakah demokrasi seperti ini yang kita inginkan? Kalau ini yang kita pertahankan, mau jadi apa demokrasi ini?" tanya dia.

Partai berlambang pohon beringin, lanjut Bahlil, telah memulai kajian terkait penyelenggaraan pilkada. Indonesia ke depan harus mempunyai formulasi yang tepat dalam pelaksaan pemilu.

"Partai Golkar telah berpikir bahwa ke depan harus ada satu formulasi yang tepat. Harus ada formulasi yang tepat untuk kita merumuskan sistem politik kita yang benar-benar baik untuk rakyat dan baik untuk negara, untuk mewujudkan cita-cita proklamasi kita," tandasnya.

Topik Menarik