6,2 Juta Warga Suriah Kabur ke Luar Negeri akibat Kebrutalan Rezim Assad, Setengahnya di Turki
DAMASKUS, iNews.id - Kebrutalan rezim keluarga Assad yang berkuasa di Suriah selama 50 tahun lebih, ditambah perang saudara yang berlangsung 13 tahun, memaksa warga negara tersebut mengungsi. Sekitar 6,2 juta warga Suriah berstatus sebagai pengungsi di luar negeri.
Pasca-tumbangnya rezim Assad, pemerintah transisi Suriah memiliki tantangan besar yang menerima kembali jutaan pengungsi tersebut dan mengintegrasikannya ke dalam masyarakat.
Data resmi PBB mengungkap, saat dimulainya pemberontakan melawan rezim Assad pada 2011, populasi Suriah mencapai sekitar 21 juta jiwa. Namun pada tahun-tahun berikutnya, ratusan ribu orang terbunuh dan sekitar 13 juta orang meninggalkan rumah mereka.
Menurut data PBB hingga 2024, setidaknya 7,4 juta warga Suriah masih menjadi pengungsi di dalam negeri. Sementara itu sekitar 4,9 juta orang mencari perlindungan di negara-negara tetangga, sebagian besar di Turki. Bukan rahasia lagi, Turki menjadi negara yang menampung paling banyak pengungsi Suriah.
Sebanyak 1,3 juta lainnya bermukim di negara-negara lain, sebagian besar di Eropa. Berarti ada sekitar 6,2 juta pengungsi Suriah yang berada di luar negeri.
Seiring tumbangnya Presiden Bashar Al Assad pada 8 Desember lalu, beberapa negara Eropa menghentikan proses suaka. Ini menyebabkan status puluhan ribu pengungsi Suriah berada dalam ketidakpastian, antara pulang atau bertahan.
Berikut daftar negara yang menampung pengungsi Suriah berdasarkan data PBB:
1. Turki: 3.112.683 orang
2. Lebanon: 774.697
3. Jerman: 716.728
4. Irak: 286.099
5. Mesir: 156.465
6. Austria: 97.939
7. Swedia: 86.956
8. Belanda: 65.622
9. Yunani: 50.759.
Selain itu ada pula negara lain yang menampung pengungsi Suriah dalam jumlah yang lebih kecil seperti Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat.