Populasi Nyamuk Meningkat, Dinkes Kota Fogging Empat Kelurahan
MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Mojokerto melakukan fogging secara bergilir di empat wilayah kelurahan. Pengasapan dilakukan karena terjadi peningkatan populasi nyamuk pascabanjir dan mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD).
Kamis (19/12), fogging menyasar di Lingkungan/Kelurahan Blooto RT 2/RW2. Sebab, di lokasi yang sebelumnya terendam banjir ini mengalami lonjakan perkembangbiakan nyamuk.
"Dari dampak banjir kemarin, warga resah karena (populasi) nyamuk terlalu banyak," ungkap Dodik, Ketua RW 02 Lingkungan/Kelurahan Blooto.
Dia mengatakan, di Lingkungan Blooto terendam banjir selama sepekan lebih. Namun seiring dengan surutnya genangan air, muncul serbuan nyamuk yang jumlahnya meningkat drastis. "Biasanya tidak sampai banyak seperti ini," ulasnya.
Pelari Nasional Odekta Naibaho Ikut Ramaikan Semarang 10K 2024, Ungkap Kunci Bisa Sabet Juara 1
Melalui tenaga Prameswari (program pemantauan kesehatan warga terintegrasi), kejadian tersebut dilaporkan ke Dinkes PPKB Kota Mojokerto untuk dilakukan fogging. Di Kelurahan Blooto, pengasapan juga menyasar di Lingkugan Trenggilis yang sebelumnya juga terdampak banjir.
"Alhamdulillah tidak sampai ada warga yang kena DBD, semoga fogging ini bisa menganggulangi perkembangan nyamuk," imbuh Dodik.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes PPKB Kota Mojokerto Citra Mayangsari menyatakan, kegiatan fogging dilakukan sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran penyakit menular pascabanjir. Terutama yang disebarkan melalui nyamuk seperti DBD maupun chikungunya.
"Akhirnya kami mengambil langkah pencegahan awal, karena banyak keluhan juga dari masyarakat pascabanjir kok makin banyak nyamuknya," tuturnya.
Karena itu, lokasi yang disasar hanya diprioitaskan di lokasi yang sebelumnya terdampak banjir. Mulai kemarin, fogging dilakukan di wilayah Kelurahan Blooto. Selanjutnya, pengasapan juga dilakukan secara bergilir di Kelurahan Mentikan, Mentikan, dan Pulorejo.
"Setelah dilakukan asesmen, di sejumlah titik perlu dilakukan fogging. Selain dekat dengan persawahan, juga banyak bekas genangan air yang jadi tempat perkembangbiakan nyamuk," ulas dia.
Citra menambahkan, fogging belum bisa sepenuhnya menjadi penangkal penyebaran penyakit akibat nyamuk. Agar lebih maksimal, dinkes juga telah mengimbau kepada masyarakat melalui kelurahan agar turut proaktif membersihkan lingkungan dan memasifkan 3 M plus.
"Jangan hanya mengandalkan fogging. Karena kalau pascabanjir kan banyak sampah maupun sisa genangan air yang bisa memunculkan jentik dan jadi nyamuk," tegas dia.