5 Negara Mayoritas Islam dengan Militer Terkuat di Dunia, Salah Satunya Indonesia

5 Negara Mayoritas Islam dengan Militer Terkuat di Dunia, Salah Satunya Indonesia

Terkini | okezone | Rabu, 5 Maret 2025 - 01:05
share

JAKARTA – Negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim tersebar di berbagai penjuru dunia, dari ujung Afrika Barat hingga Asia Tenggara. Beberapa negara Islam memiliki angkatan bersenjata yang sangat kuat, didukung oleh teknologi canggih, jumlah personel yang besar, serta anggaran pertahanan yang signifikan. Militer merupakan elemen penting dalam menjaga kedaulatan negara dan stabilitas kawasan.

Berikut adalah lima negara Islam dengan kekuatan militer terkuat di dunia:

Turki

Sebagai anggota NATO, Turki memiliki salah satu angkatan bersenjata paling modern di dunia Islam. Per tahun 2025, jumlah personel aktif militer Turki diperkirakan mencapai 425.000 orang. Militer Turki didukung oleh industri pertahanan dalam negeri yang berkembang pesat.

Negara ini mengembangkan berbagai persenjataan canggih seperti drone tempur Bayraktar TB2, tank Altay, berbagai kapal perang modern, dan yang terbaru adalah ‘steel dome’ sebuah sistem pertahanan udara yang akan melindungi seluruh negara terhadap rudal dan serangan yang mungkin datang dari luar Turki. Ini adalah sistem yang mahal dalam hal teknologi canggih.

Dilansir dari media, Turki memiliki anggaran pertahanan sebesar USD15-20 miliar per tahun 2025 untuk pertahanan dan keamanan dalam negeri. Tentu jumlah ini sangat fantastis melihat Turki terus meningkatkan biaya anggaran pertahanannya dari tahun ke tahun.

Selain itu, Turki memiliki pengalaman tempur yang luas dalam berbagai operasi militer di perbatasan Suriah, Irak, serta dalam operasi kontra-terorisme terhadap kelompok bersenjata di dalam negeri. Keanggotaannya di NATO juga memberikan akses ke teknologi militer canggih dan pelatihan yang lebih baik bagi tentaranya.

Mesir

Mesir memiliki salah satu militer terkuat di dunia Arab dengan personel aktif sekira 440.000 orang. Dengan anggaran pertahanan mencapai USD5,4 miliar di 2025, Mesir mengoperasikan lebih dari 4.200 tank, ratusan pesawat tempur F-16, serta memiliki salah satu armada angkatan laut terbesar di Timur Tengah.

Mesir juga menerima bantuan militer dari Amerika Serikat dan Rusia, yang memperkuat armada tempur dan sistem pertahanannya. Letak geografisnya yang strategis, termasuk kendali atas Terusan Suez, menjadikan Mesir sebagai kekuatan militer yang berperan penting dalam geopolitik regional.

 

Pakistan

Sebagai satu-satunya negara Islam yang memiliki senjata nuklir, Pakistan menjadi kekuatan strategis yang sangat diperhitungkan di kawasan Asia Selatan. Dengan personel aktif sekitar 653.800 orang dan anggaran pertahanan mencapai USD7,64 miliar, Pakistan memiliki salah satu angkatan bersenjata paling siap tempur.

Pakistan mengembangkan jet tempur JF-17 Thunder bekerja sama dengan China, serta memiliki lebih dari 165 hulu ledak nuklir yang memberikan keunggulan dalam strategi pertahanan. Pakistan juga memiliki hubungan erat dengan China dalam bidang pertahanan, termasuk dalam proyek pengembangan alutsista dan latihan militer bersama.

Indonesia

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekuatan militer yang cukup besar dengan personel aktif sekira 400.000 orang. Anggaran pertahanan Indonesia per tahun 2025 mencapai USD10,11 miliar, yang digunakan untuk modernisasi alutsista dan peningkatan kemampuan tempur.

Indonesia memiliki angkatan laut yang kuat untuk menjaga perairan luasnya, serta angkatan udara yang dilengkapi dengan pesawat tempur F-16 dan Sukhoi Su-30. Sebagai negara kepulauan dengan ancaman keamanan maritim yang tinggi, Indonesia terus memperkuat pertahanannya dengan membeli kapal selam dan rudal canggih untuk menghadapi potensi ancaman regional.

 

Iran

Iran memiliki salah satu militer terbesar di dunia Islam dengan sekira 534.000 personel aktif dan pengeluaran militer Iran pada tahun 2023 adalah sekitar USD10,3 miliar menurut lembaga pemikir Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm. Meskipun terkena sanksi internasional, Iran berhasil mengembangkan industri pertahanan dalam negerinya, termasuk produksi rudal balistik jarak jauh, drone tempur seperti Shahed-136, dan kapal perang. Iran juga berencana meningkatkan anggaran pertahanan negara hingga 200 persen di 2025.

Iran juga dikenal dengan strategi perang asimetrisnya, termasuk penggunaan pasukan proxy seperti Hizbullah di Lebanon dan milisi Houthi di Yaman untuk memperkuat pengaruhnya di Timur Tengah.

Topik Menarik